kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Aprindo: Penjualan ritel diprediksi membaik pada momentum Ramadan tahun ini


Minggu, 18 April 2021 / 19:09 WIB
Aprindo: Penjualan ritel diprediksi membaik pada momentum Ramadan tahun ini
ILUSTRASI. Penjualan ritel pada Ramadan-Lebaran tahun ini diprediksikan meningkat 15% dari tahun lalu.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selain memastikan pasokan barang aman, menjaga tingkat kestabilan harga juga menjadi faktor penting yang harus disiagakan oleh para peritel moden. Hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang telah memilih berbelanja ke toko ritel terutama pada momentum Ramadan seperti saat ini. 

"Kami pastikan ketika masyarakat belanja ke ritel modern relatif dan sangat stabil harganya. Karena kita sudah menyediakan stoknya dari 1 kuartal sebelumnya. Dua hal itu menjadi yg utama di dalam menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari bagi masyarakat," kata dia.

Roy bilang, barang-barang yang bersifat kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pokok menjadi jenis produk yang paling diincar oleh masyarakat di setiap momentum Ramadan. Namun, di sisi lain produk non pangan juga ikut terdongkrak penjualannya meskipun tidak terlalu signifikan.

Dana atau bantuan pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah, dikatakan Roy menjadi salah satu faktor yang dapat ikut meningkatkan daya beli masyarakat untuk berbelanja ke toko ritel khususnya pada momentum Ramadan seperti saat ini.

Baca Juga: Ramayana (RALS) diprediksi mampu catat pendapatan Rp 4 triliun di 2021

"Karena adanya tunjangan hari raya (THR), dana bantuan berkelanjutan bagi masyarakat, kemudian bagi yang menengah ke bawah akan ada bantuan beras, bantuan sosial dan kartu sembako. Jadi itu semuanya mengarahkan supaya masyarakat dengan dana yang diterima itu dapat berbelanja," ujar Roy. 

Sedangkan bagi masyarakat menengah ke atas, ketersediaan pasokan barang serta jaminan kesehatan saat berbelanja ke toko ritel, diyakini Roy menjadi faktor yang dapat menggairahkan kembali keinginan mereka untuk  berbelanja secara offline ke toko ritel.

"Jadi mereka masyarakat menengah ke atas yang tidak terdampak daya belinya, kita pastikan belanja di ritel aman dan kita pasti menyediakan barang dengan lengkap dan juga memberikan kestabilan harga," pungkas dia. 

Baca Juga: Mitra Adiperkasa (MAPI) membukukan rugi bersih Rp 553 miliar pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×