kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprisindo: Substitusi pasar ekspor ke lokal sulit dilakukan untuk industri sepatu


Jumat, 17 April 2020 / 20:56 WIB
Aprisindo: Substitusi pasar ekspor ke lokal sulit dilakukan untuk industri sepatu


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Di samping itu, Firman menilai perbedaan harga juga akan menjadi kendala. “Dari sisi harga barang-barang untuk tujuan ekspor kalau dijual di pasar lokal juga pasti kemahalan,” kata Firman kepada Kontan.co.id pada Jumat (17/4).

Di samping itu, pelaku industri sepatu juga tengah menghadapi persoalan harga dan ketersediaan bahan baku. Menurut catatan Firman, beberapa pemain tertentu memang masih memiliki stok ketersediaan bahan baku yang cukup untuk menunjang kegiatan produksi.

Meski begitu, di lain pihak, terdapat pula beberapa pemain yang sudah mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. Hal ini salah satunya dipicu oleh terkendalanya pengiriman bahan baku impor dari China pada medio Februari-Maret 2020 lalu akibat penerapan lockdown di China untuk bahan baku yang memang diperoleh secara impor. 

Baca Juga: Wabah virus corona (Covid-19) ancam penjualan produsen sepatu ini

Di samping itu, di pasar lokal, beberapa pedagang bahan baku sudah memutuskan untuk menutup sementara kegiatan operasional bisnisnya akibat pasar yang sepi. Di sisi lain, persoalan harga yang melonjak akibat pelemahan nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga turut mempersulit produsen lokal untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya.

Padahal, proporsi bahan baku sepatu dalam total kebutuhan bahan baku produsen sepatu lokal memiliki porsi yang tidak sedikit, yakni sekitar 50%-60% dari total kebutuhan bahan baku. Adapun beberapa contoh bahan baku yang diimpor antara lain seperti tekstil, kulit sintetis, komponen seperti besi untuk lubang tali sepatu, dan lain-lain. 

Sejumlah bahan baku ini terpaksa diperoleh secara impor lantaran memang tidak tersedia di dalam negeri, tersedia di dalam negeri namun memiliki kualitas yang tidak sesuai, atau memiliki harga yang lebih kompetitif bila dibandingkan dengan bahan baku di lokal. “Masalahnya kalau ada satu bagian bahan baku saja tidak ada kita tidak bisa produksi,” jelas Firman (17/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×