kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asaki: Kemenkeu harus mencabut India dan Vietnam dari daftar pengecualian BMTP


Selasa, 02 Juni 2020 / 18:44 WIB
Asaki: Kemenkeu harus mencabut India dan Vietnam dari daftar pengecualian BMTP
ILUSTRASI. Pabrik keramik


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, industri keramik lokal kian terpojok. Sebelumnya, industri ini sudah mendapat batu sandungan dari permintaan yang lesu dan di saat yang sama, terjadi persaingan antara keramik lokal dengan impor yang deras memasuki pasar dalam negeri.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, saat ini industri akan semakin kehilangan daya saingnya. Pasar domestik pun kini mulai didominasi oleh produk impor dari China, India dan Vietnam. 

Baca Juga: Sebanyak 14 perjanjian penyesuaian harga gas bumi diteken 4 KKKS dan 11 pembeli gas

Hal tersebut memaksa industri keramik untuk mengurangi lagi kapasitas utilisasinya. "Utilisasi produksi nasional industri keramik di akhir Mei tinggal 30% dari sebelumnya 65% di awal tahun 2020," ujar Edy Suyanto, Ketua Umum Asaki dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (2/6). 

Selain itu, hingga akhir Mei, lebih dari 15.000 karyawan di industri keramik dirumahkan. Edy mengaku, anggota Asaki tetap memperjuangkan untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sebenarnya, industri keramik sudah mendapatkan relaksasi dari pemerintah. Yakni penurunan harga gas menjadi US$ 6 per mmbtu, sesuai dengan Permen ESDM No.8 tahun 2020 dan Kepmen ESDM No.89 tahun 2020. 

Namun sampai sekarang Asaki mengaku belum dinikmati dan mendesak PGN sebagai supplier utama gas untuk industri keramik supaya segera bisa menyesuaikan harga tersebut.

Asaki juga mengharapkan tagihan pemakaian gas di bulan Juni nanti untuk pemakaian gas bulan Mei sudah menggunakan harga US$ 6 per mmbtu dan juga mengkompensasi pembayaran gas bulan Mei yang lalu.

Baca Juga: Asaki berharap Dirut baru PGAS bisa wujudkan harga gas industri US$ 6 per MMBTU

Industri keramik tengah lesu penjualan akibat pandemi Covid-19 dan terbatasnya kegiatan penjualan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar sudah sangat mengganggu cashflow.

"Asaki juga mendesak Menteri Keuangan untuk segera mengeluarkan India dan Vietnam dari daftar negara yang dikecualikan dari pengenaan bea masuk Tindak Pengamanan (BMTP)," jelas Edy. 

Mengingat, stimulus harga gas tidak akan optimal membantu pemulihan industri keramik pasca pandemi Covid-19. Terlenih jika tidak disertai pengenaan safeguard untuk produk asal India dan Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×