Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan, para pelaku usaha keramik nasional kini dapat bernapas lega setelah pemerintah memastikan bahwa kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) berlanjut pada 2025.
Kepastian ini tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 76.K/MG.01/MEM.M/2025 tentang Perubahan Kedua atas Kepmen ESDM No. 91.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu yang terbit pada 26 Februari 2025. Aturan ini pun berlaku surut sejak 1 Januari 2025.
Baca Juga: Asaki Minta Kebijakan HGBT pada 2025 Diterapkan Secara Menyeluruh
Ketua Umum Asaki Edy Suryanto mengapresiasi kebijakan HGBT yang kembali dilanjutkan oleh pemerintah. Keberadaan harga gas industri murah sangat dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan daya saing industri keramik, di samping juga memberikan kepastian usaha dan iklim investasi yang kondusif sehingga dapat menarik investasi baru di sektor tersebut.
Bagi Asaki, perpanjangan HGBT adalah game changer, mengingat selama 2020—2024 kebijakan ini berhasil mendorong peningkatan daya saing dan resiliensi industri keramik nasional. Selama periode tersebut, industri keramik nasional memasuki zona ekspansif lantaran terjadi penambahan kapasitas produksi baru ubin keramik sekitar 90 juta meter persegi (m2).
Selain itu, terdapat investasi Penanaman Modal Asing (PMA) berupa dua pabrik sanitari/kloset dengan nilai keseluruhan berkisar Rp 20 triliun sampai dengan Rp 23 triliun serta penyerapan tenaga kerja baru sekitar 15.000 orang.
Baca Juga: HGBT Tak Pasti, Asaki Akui Harga Gas PGN Jadi Lebih Mahal
“Kehadiran Kepmen ESDM No. 76.K/2025 dipastikan akan memberikan multiplier effect (efek berganda) positif, di mana ini langsung disambut oleh pelaku usaha keramik dengan melanjutkan kembali ekspansi tahap kedua,” ungkap Edy, Minggu (2/3).
Sebelumnya, agenda ekspansi anggota Asaki sempat tertahan alias wait and see ketika nasib HGBT belum jelas.
Kini, mereka segera melakukan penambahan kapasitas produksi ubin keramik sebesar 45 juta m2 per tahun dengan nilai investasi sekitar Rp 4 triliun dan akan menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja baru. Proyek ini ditargetkan rampung paling lambat pada semester II-2026.
Di sisi lain, Asaki tidak keberatan dengan kenaikan tarif HGBT dari US$ 6,5 per MMBTU menjadi US$ 7 per MMBTU. Namun, kebijakan tersebut harus diimplementasikan sepenuhnya di lapangan, di mana pasokan gas harus sesuai dengan kebutuhan gas industri yang tercantum dalam Kepmen.
“Jangan sampai kenaikan harga gas US$ 7 per MMBTU masih disertai oleh kebijakan PGN untuk Januari—Maret 2025 berupa pembatasan kuota 45%—50% yang dikenakan surcharge US$16,77 per MMBTU,” jelas dia.
Baca Juga: Asaki Meminta Ada Insentif Diskon Tarif Listrik Untuk Pelaku Industri
Jika hal itu terjadi, maka tujuan utama kebijakan perpanjangan HGBT sebagai langkah peningkatan daya saing industri manufaktur dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pasti tidak akan terwujud.
\Maka itu, Asaki meminta perhatian serius dari pemerintah untuk mencarikan solusi bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang selama ini telah memberatkan industri.
Lebih jauh, Asaki meyakini industri keramik nasional dapat menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri. Asaki juga yakin Indonesia bisa mencapai swasembada keramik pada pertengahan 2026.
Hal ini bisa terwujud lantaran kapasitas terpasang keramik nasional menjadi 670 juta m2 per tahun berkat adanya tambahan kapasitas baru sebesar 120 juta m2 per tahun melalui ekspansi sejak 2020—2026.
Baca Juga: Asaki Yakin Utilisasi Produksi Keramik Indonesia Bangkit, Ini Penyebabnya
Total kapasitas tersebut sangat mumpuni untuk mensubtitusi keseluruhan angka impor keramik yang berkisar 70—80 juta m2 per tahun.
Asaki pun kembali menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri Perindustrian atas upaya kerja kerasnya dalam memperjuangkan perpanjangan HGBT yang sangat vital bagi industri keramik nasional. Apresiasi juga disampaikan Asaki kepada Menteri ESDM yang telah menyusun kebijakan pro industri nasional.
“Selanjutnya adalah tugas Asaki untuk memberikan kontribusi kembali kepada negara melalui investasi baru yang disertai dengan penyerapan tenaga kerja baru,” tandas Edy.
Selanjutnya: Nilai Tukar Rupiah Melemah, Transaksi Valas di Perbankan Meningkat
Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday 3-6 Maret 2025, Sirup ABC Beli 4 Jadi Rp 10.000 per Botol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News