kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Astuin: Agar efisien, kapal angkut ikan seharusnya tidak perlu dibatasi


Rabu, 14 Februari 2018 / 19:47 WIB
Astuin: Agar efisien, kapal angkut ikan seharusnya tidak perlu dibatasi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapal angkut ikan dinilai perlu lebih efisien untuk menjaga harga produk perikanan agar tidak tinggi. Pembatasan ukuran kapal angkut perikanan dinilai menurunkan efisiensi biaya.

"Kapal angkut seharunya tidak perlu dibatasi ukurannya untuk menjaga efisiensi biaya," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), Hendra Sugandhindhi, Rabu (14/2).

Hendra bilang saat ini terdapat pembatasan kapasitas kapal angkut. Ukuran kapal angkut ikan dibatasi maksimal sebesar 150 gross tonnage (GT) hingga 200 GT.

Selain itu Hendra bilang pemerintah perlu memfokuskan pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpad (SKPT). SKPT dinilai perlu untuk membangun industri perikanan dari hulu hingga hilir.

Hendra menegaskan lokasi SKPT tidak perlu terletak di banyak tempat. Namun, SKPT harus menghitung potensi sumber daya perikanan serta kebutuhan kapal penangkap.

"Tidak perlu terlalu banyak dibangun SKPT tapi fokus dua sampai tiga SKPT secara tuntas dan dihitung secara cermat berapa kebutuhan kapal penangkap ikan yang disesuaikan dengan potensi sumber daya ikannya," terang Hendra.

Penghitungan potensi sumber daya ikan menjadi hal yang penting bagi penempatan industri hilir perikanan. Selain potensi sumber daya perikanan, masih banyak hal yang perlu dipersiapkan.

Asal tahu saja, selama ini industri hilir perikanan lebih banyak di Indonesia barat sementara populasi ikan berada di Indonesiantimur. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Budhi Wibowo banyak hal perlu dipersiapkan dalam rangka merelokasi industri hilir.

"Relokasi perlu perhitungan yang matang karena perlu investasi, ketersediaan bahan baku secara terus menerus di daerah tersebut, ketersedian infrastruktur, pelabuhan, ketersediaan angkutan untuk ekspor, ketersediaan tenaga kerja, dan lainnya," jelas Budhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×