kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Asyik, kawasan Blok M akan berubah


Senin, 03 November 2014 / 14:46 WIB
Asyik, kawasan Blok M akan berubah
ILUSTRASI. Cara mematikan Talkback di Android.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Wajah kawasan Blok M, Jakarta Selatan, bakal segera berubah. Mulai akhir pekan lalu, pembangunan konstruksi layang skala besar proyek transportasi massal cepat (MRT) telah dimulai. Kemacetan lalu lintas pasti akan mendera kawasan tersebut saat konstruksi berlangsung.

Nantinya kawasan Blok M dan sekitarnya bakal menjadi salah satu hub (pusat) yang semakin ramai karena stasiun MRT akan terhubung dengan sejumlah pusat perbelanjaan di tempat itu. Setelah stasiun MRT fase I (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia) beroperasi pada 2017, pengunjung pusat-pusat perbelanjaan tidak perlu repot membawa kendaraan pribadi karena bisa memanfaatkan MRT.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, Minggu (2/11/2014), mengatakan, konstruksi layang skala besar menjadi salah satu bukti nyata kemajuan proyek MRT. ”Ini merupakan tahapan penting untuk membangun kepercayaan publik bahwa proyek MRT terus berlangsung di lapangan. Kami memberi tahu kepada masyarakat bahwa tahapan pembangunan dilaksanakan sesuai jadwal,” katanya.

Dono menyatakan, konstruksi layang skala besar di kawasan Blok M akan berdampak pada kondisi lalu lintas. Bagian tengah median jalan akan ditutup selama tiga bulan karena digunakan sebagai area kerja.

Akan ada rekayasa lalu lintas karena terjadi pengurangan lajur jalan. ”Area kerja di lokasi itu terbatas sehingga lajur jalan menjadi berkurang. Kami memohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini,” ujar Dono.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta M Nasyir menjelaskan, konstruksi layang skala besar ini akan dimulai di Blok M berlanjut ke Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Panglima Polim. Tahapan ini dimulai dengan pembuatan fondasi kolom Stasiun Blok M yang berada di median jalan.

Pekerjaan pembuatan fondasi dilakukan dengan pengeboran untuk tiang fondasi jalan melayang (viaduct) dan pemasangan jembatan (pier). Selanjutnya pekerjaan yang sama dilakukan di Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Panglima Polim. Pekerjaan ini dijadwalkan berlangsung pada 1 November 2014 sampai pertengahan Januari 2015.

”Fondasi tiang akan menjadi struktur utama penopang viaduct di jalur layang MRT sekaligus menjadi bagian dari Stasiun MRT Blok M,” kata Nasyir.

Penyempitan lajur

Pekerjaan persiapan dan pemagaran median jalan dari perempatan Jalan Melawai sampai Kejaksaan Agung dilakukan pada 1-16 November. Dampaknya terjadi penyempitan lajur dari Jalan Panglima Polim dan Jalan Sisingamangaraja.

Pada 17 November sampai 22 Desember akan dilakukan pengeboran dan penanaman tiang pancang (piling) di depan Plaza Blok M dan depan Taman Martha Tiahahu. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah lajur dari Jalan Sisingamangaraja menuju Jalan Panglima Polim. Arah sebaliknya belum mengalami pengurangan lajur.

Setelah itu, mulai 1 Desember 2014 hingga Januari 2015, akan dilakukan pekerjaan pembuatan dudukan beton (pile cap). Pekerjaan ini akan membuat lajur jalan di depan Plaza Blok M ke arah Kejaksaan Agung berkurang dari tiga lajur menjadi dua lajur. Hal yang sama terjadi di depan Taman Martha Tiahahu ke arah perempatan Melawai.

Biasanya, pada jam-jam sibuk setiap hari dan di akhir pekan, sekitar Plaza Blok M memang cenderung padat. Lalu lintas kendaraan tersendat menjelang perempatan Melawai dari arah Bulungan dan dari arah Fatmawati. Kepadatan lalu lintas akan makin parah ketika proyek MRT berlangsung.

Integrasi

Nasyir menambahkan, stasiun-stasiun MRT di kawasan Blok M dan sekitarnya akan terhubung dengan pusat-pusat perbelanjaan. ”Stasiun Blok M akan terhubung dengan Plaza Blok M dan Stasiun Blok A terhubung dengan Pasar Blok A,” katanya.

PT MRT Jakarta juga tengah mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pusat perbelanjaan dan perkantoran lain di kawasan tersebut untuk mengintegrasikan gedung mereka dengan stasiun-stasiun MRT, baik layang maupun bawah tanah.

Direncanakan, ada 13 stasiun yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Enam stasiun berada di bawah tanah dan tujuh stasiun layang.

Gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitar stasiun itu diharapkan bisa terhubung dengan stasiun MRT guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di tengah kota dan mengurangi kemacetan Jakarta. (FRO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×