kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Atlas Resources (ARII) Ingin Naikkan Produksi Batubara di Tahun 2022


Rabu, 29 Desember 2021 / 20:32 WIB
Atlas Resources (ARII) Ingin Naikkan Produksi Batubara di Tahun 2022
ILUSTRASI. PT Atlas Resources Tbk ARII


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk (ARII) ingin menaikkan volume produksi tahun depan. Presiden Direktur ARII, Andre Abdi mengatakan, ARII berencana memproduksi kurang lebih 5 juta ton batubara di tahun 2022.

“Kalau dibanding (rencana produksi) RKAB (2021), angka ini naik sekitar 2 kali lipat,” ujar Andre dalam acara public expose yang digelar di Jakarta, Rabu (29/12).

Andre mengatakan, dirinya optimistis harga batubara di tahun 2022 mendatang bisa tetap stabil. Optimisme ini berdasar pada informasi tren pasar yang ia dapat dari pembeli-pembeli ARII di dalam dan luar negeri.

Sebelumnya, ARII yang menjual batubara dengan spesifikasi 4200 GAR sudah merasakan berkah kenaikan harga batubara. Harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) di sepanjang Januari-September 2021 meningkat lebih dari 50% bila dibandingkan ASP ARII pada Januari-September 2020 lalu.

Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) khawatir haircut berdampak pada penerbitan global bond

Dengan kenaikan ASP tersebut, serta dengan kenaikan total penjualan batubara ARII dari semula 944.902 ton di Januari-September 2020 menjadi 1.352.963 ton di Januari-September 2021, ARII berhasil membukukan pendapatan usaha US$ 68,89 juta di sembilan bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut naik 135,89% dibanding realisasi pendapatan di periode sama tahun 2020 yang sebesar US$ 29,20 juta.

Dari hasil pendapatan usaha itu, ARII berhasil mengantongi laba periode berjalan yang teratribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 1,17 juta di Januari-September 2021. Ssebagai pembanding, sebelumnya ARII membukukan rugi bersih US$ 10,24 juta pada Januari-September 2020.

“Boleh dibilang September 2021 ini merupakan kuartal pertama Atlas mencetak keuntungan setelah  bertahun-tahun rugi terus dari semenjak tahun 2013,” tutur Andre.

Seturut rencana untuk mengejar kenaikan produksi di tahun 2020, ARII sudah menyiapkan sejumlah agenda bisnis. Salah satu di antaranya ialah melakukan perluasan pelabuhan di Sungai Lalang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang dibarengi dengan penambahan Barge Loading Conveyor (BLC).

Dengan agenda perluasan ini, kapasitas pelabuhan di Sungai Lalang diproyeksikan naik dari semula 4 juta ton per tahun menjadi 10 juta ton per tahun. Agenda ini sudah dilakukan sejak tahun 2021 ini dan diharapkan rampung pada Maret 2022 mendatang.

Agenda lainnya yang juga dilakukan antara lain melakukan upgrade jalan angkut batubara alias hauling road yang menghubungkan lokasi konsesi tambang ARII di Mutara ke pelabuhan di Sungai Lalang. Agenda upgrade jalan yang membentang kurang lebih 128 kilometer itu direncanakan bisa selesai di April 2022.

Selain mendukung rencana kenaikan produksi, agenda-agenda ini juga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi kinerja operasional dan memperkuat kinerja bottom line perusahaan. 

Untuk membiayai kedua agenda di atas maupun agenda-agenda bisnis ARII lainnya, ARII berencana menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar US$ 12 juta - US$ 15 juta, jumlah yang kurang lebih serupa dengan rencana capex ARII di tahun 2021 ini. Meski begitu, manajemen menegaskan, realisasi pembelanjaan capex ARII bakal disesuaikan dengan perkembangan harga batubara di tahun 2022 kelak.

 

Di samping kegiatan peningkatan infrastruktur, kegiatan produksi di tahun 2022 juga rencananya bakal ditunjang pengoperasian 1 tambang batubara tambahan di tahun depan.  Sebelumnya, kegiatan produksi ARII mengandalkan 2 tambang di Hub Mutiara yang berada di Sumatera dan Hub Kukar di Kalimantan. “Jadi di tahun lalu 2021 itu cuman ada 2 tambang, yang di tahun 2022 ini akan ada 3 tambang,” ujar  Andre.

Direktur ARII, Joko Kus Sulistyoko mengatakan, ARII sudah mengajukan RKAB untuk rencana produksi perusahaan tahun depan. “RKAB ini ada proses evaluasi 1, ada evaluasi 2, sudah selesai, angkanya sudah kita dapat. Ini tinggal tunggu proses persetujuan tanda tangan,” terang Joko.

ARII memastikan, rencana produksi perusahaan bakal dibarengi dengan upaya untuk menjaga efisiensi operasional perusahaan. Dengan cara ini, ARII berharap bisa terus menjaga kinerja bottom line perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×