Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Agri Papua (ANJAP) terus mengembangkan sayap perusahaannya. Anak usaha Austindo Nusantara Jaya (ANJ) ini telah membenamkan investasi sebesar US$ 40 juta atau setara Rp 551 miliar di Sorong Selatan, Papua Barat.
Investasi tersebut direalisasikan dalam bentuk pembangunan pabrik pengolahan pati untuk meningkatkan produksi sagu yang dimulai sejak 2014 dan saat ini tengah melakukan uji coba pabrik.
Deputi Presiden Direktur ANJ Istini Siddharta mengatakan, dengan investasi ini, ANJAP menargetkan dapat memiliki lahan yang dapat dipanen seluas 10.000 hektare (ha) dan meningkatkan kapasitas pabriknya dalam memproses sagu hingga 2.500 ton per bulan pada tahun 2018.
Sebagai pembanding, Saat ini, ANJAP baru memanen sagu dari lahan seluas 5.000 ha hutan dan lahan gambut, yang tumbuh secara alami. Dan saat beroperasi pada April 2016, pabrik milik ANJAP tersebut ditargetkan dapat memproses 1.250 ton sagu per bulan untuk dijadikan pati yang siap diolah menjadi panganan
Istini bilang, secara keseluruhan, ANJ memiliki 40.000 ha lahan konsesi, dengan 10.000 ha didedikasikan untuk konservasi. Menurut Istini, sagu merupakan panganan pokok yang disukai oleh masyarakat lokal, namun potensinya di luar Papua masih belum tergali. Karena itu, ANJAP ingin memperkenalkan sagu ke pasar nasional dan internasional.
"Kami percaya dengan meningkatkan permintaan dan produksi sagu, pertumbuhan industri sagu dapat terpicu dan pada akhirnya jumlah lapangan kerja dan pendapatan daerah juga akan bertambah,” kata Istini, Rabu (28/10).
Dalam mendorong peningkatan ekspansi perusahaan, ANJAP berjanji akan lebih banyak menggunakan tenaga kerja lokal. Dari hitungan Istini ada sekitar 70% dari total 169 karyawan adalah warga Papua, dan 60% dari 169 karyawan tersebut berasal dari suku Iwaro, suku asli yang hidup di daerah sekitar pabrik.
Ia bilang kehadiran ANJAP di bumi Cendrawasih tersebut telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Kampung Saga sehingga mereka memperoleh penghasilan yang berkesinambungan.
ANJAP berencana menambah area yang dapat dipanen menjadi 10.000 hektar dan meningkatkan kapasitasnya dalam memproses sagu hingga 2.500 ton per bulan pada 2018. Secara keseluruhan, ANJ memiliki 40.000 hektar lahan konsesi, dengan 10.000 hektar didedikasikan untuk konservasi.
Sesuai dengan komitmen ANJAP untuk membawa manfaat di tempatnya beroperasi, ANJAP menggunakan lebih banyak tenaga kerja lokal. Saat ini, sekitar 70% dari total 169 karyawan adalah warga Papua, dan 60% dari 169 karyawan tersebut berasal dari suku Iwaro, suku asli yang hidup di daerah sekitar pabrik.
“Kehadiran ANJAP telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Kampung Saga sehingga mereka memperoleh penghasilan yang berkesinambungan. Kesejahteraan meningkat terutama dari aspek pendidikan dan kesehatan, ditunjukkan dengan semakin banyaknya anak-anak Saga yang mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi,” kata Gustaf Lopatty selaku tokoh masyarakat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News