Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Orias bilang, kedua pihak akan lebih berhati-hati supaya transaksi 20% tersebut tetap berkeadilan dan tidak ada pihak yang dirugikan. Oleh sebab itu, kemungkinan negosiasi harga akan menunggu kondisi pasar saham yang lebih stabil.
"Fluktuasi harga saham di pasar sedang anomali. Saya bisa salah kalau ketinggian (harga), mereka juga kalau kemurahan nggak enak. Tapi kami belum bicara sampai situ. Itu perhitungan kami saja, kami bahas dulu di internal masing-masing sampai harga pasar stabil dulu," terang Orias.
Kepada Kontan.co.id, Orias sebelumnya menyatakan bahwa divestasi saham INCO merupakan bagian dari strategi pengembangan usaha MIND ID di sektor hulu tambang.
Orias memang masih enggan untuk menyebut berapa harga yang disepakati untuk membeli 20% saham INCO tersebut. Namun, MIND ID sudah menyiapkan dana sebesar US$ 500 juta yang bersumber dari pinjaman sejumlah perbankan.
Baca Juga: Corona ganjal bisnis nikel, Vale Indonesia (INCO) masih melihat perkembangan situasi
Asal tahu saja, INCO dan MIND ID telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan pada 11 Oktober 2019. Dengan perjanjian tersebut, holding pertambangan BUMN yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau yang sekarang MIND ID akan mengambil alih 20% saham INCO yang akan didivestasi.
Proses selanjutnya adalah perjanjian-perjanjian definitif. Awalnya, perjanjian definitif itu ditargetkan bisa rampung pada 20 Desember 2019. Namun, mundur menjadi triwulan pertama tahun ini, dan kembali mundur hingga akhir Mei nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News