Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina kini tengah merampungkan proses final akuisisi 35% saham Shell di Blok Masela.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, sektor hulu migas menjadi salah satu lini bisnis dengan investasi yang terbesar.
Hal ini dikarenakan strategi pengembangan bisnis baik konvensional maupun non konvensional yang dijalankan perusahaan migas pelat merah tersebut. Salah satu langkah nonkonvensional yang dilakukan yakni dengan akuisisi blok migas.
Baca Juga: Target Lifting Migas Menurun, Pemerintah Didorong Tinjau Ulang Target 1 Juta Barel
"Salah satunya dalam negeri yang sedang kita finalkan adalah Blok Masela. Jadi tentu masyarakat sangat berharap giant blok gas ini bisa segera dikembangkan," kata Nicke dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina Tahun Buku 2022, Selasa (6/6).
Sayangnya, Nicke tak bisa merinci lebih jauh detail negosiasi yang kini tengah berjalan.
Meski demikian, ia memastikan, jika Pertamina secara resmi mengelola Blok Masela maka pihaknya siap untuk mengembangkan blok tersebut sesegera mungkin.
"Komitmen kami adalah sesegera mungkin mengembangkan agar kemudian gas dalam perut bumi Masela kemudian bisa dimonetisasi, bisa menghasilkan juga pendapatan negara sekaligus menciptakan ekonomi di daerah maupun nasional," pungkas Nicke.
Baca Juga: Lifting Migas 2024 Ditargetkan Mencapai 1.676 Ribu BOEPD
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan PT Pertamina bakal mengelola 35% saham Shell Indonesia di Blok Masela pada akhir bulan ini.
Arifin mengungkapkan, Pertamina bakal masuk bersama konsorsium untuk mengambil alih saham Shell tersebut.
"Mengenai Blok Masela Insyaallah akhir bulan ini akan kita selesaikan perjanjian alih sahamnya. Sudah ada titik temu," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News