Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi memacu kinerja beberapa tahun mendatang, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bakal berfokus pada sinergi antar unit usaha. Direktur Utama BNBR Anindya N Bakrie menjelaskan upaya ini sebagai langkah pengembangan bisnis. Tak hanya itu, pihaknya juga bakal tetap melakukan sejumlah upaya lain seperti pemanfaatan teknologi digital.
“Bermodalkan kekuatan di bidang manufaktur, BNBR akan terus berkontribusi dalam pembangunan nasional melalui keterlibatan dalam proyek-proyek pengembangan infrastruktur strategis dengan penerapan teknologi tepat guna, pemanfaatan perkembangan teknologi digital, serta sumber daya manusia yang handal,” ujar Anindya dalam keterangan resmi, Rabu (24/6).
Baca Juga: Bakrie & Brother(BNBR) upayakan efisiensi, begini nasib proyek yang sedang digarap
Ia menjelaskan, sebagai penyederhanaan perencanaan dan pemantauan kinerja unit-unit usaha, PT Bakrie Autoparts (BA), unit usaha BNBR yang bergerak di bidang pengecoran dan permesinan dengan produk utama komponen otomotif, dikonsolidasikan ke dalam PT Bakrie Metal Industries (BMI), sehingga kini anak-anak usaha BMI adalah PT Bakrie Pipe Industries (BPI), PT Bakrie Construction (BCons), dan BA.
Selain itu, efektif per Desember 2018, PT Bakrie Indo Infrastructure telah mengonsolidasi PT Multi Kontrol Nusantara, suatu perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur teknologi informasi dan telekomunikasi.
Asal tahu saja, kinerja PT Bakrie Autoparts (BA) di tahun 2019 mengalami penurunan pendapatan sebesar 14,7% dari Rp 818,62 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 698,68 miliar di tahun 2019. Anindya mengungkapkan penurunan kinerja BA selain pada sektor otomotif, juga dipengaruhi oleh sektor komoditas karena mayoritas produk BA digunakan untuk komponen kendaraan komersial.
Menurutnya, penjualan mobil di pasar Indonesia menurun dari 1,15 juta unit pada tahun 2018 menjadi 1,03 juta unit pada tahun 2019 dimana 23% nya merupakan kendaraan komersial.
Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) optimistis restrukturisasi utang rampung dalam waktu dekat
“Banyaknya tantangan yang dihadapi BA membuat kami perlu berinovasi untuk tetap dapat meningkatkan kinerja, di antaranya dengan diversifikasi portofolio produk serta mendorong penjualan produk yang memiliki margin lebih tinggi,” kata Anindya.
Anindya memastikan, langkah tersebut tercermin lewat peningkatkan pendapatan operasi BA dari Rp 26,51 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 36,85 miliar pada tahun 2019, atau melonjak hingga 36,1% yoy. Sementara itu, PT Bakrie Pipe Industries (BPI) yang memproduksi pipa baja, mencatatkan pendapatan Rp 1,83 triliun, melampaui pencapaian Rp 1,63 triliun di tahun 2018.
Anindya tak menampik kinerja BPI selama tahun 2019 terdampak akibat kondisi fluktuasi harga minyak dunia. Apalagi sektor migas merupakan salah satu segmen andalan BPI.
Kendati demikian, ia menegaskan BPI berhasil mempertahankan pendapatannya melalui sejumlah proyek berkesinambungan bersifat multi-years serta sejumlah proyek baru di sektor migas maupun non-migas. Antara lain melalui, segmen pabrikasi struktur baja, BMI terutama mencatatkan pendapatan dari proyek non-migas.
Baca Juga: Kemenperin mendorong pengembangan gasifikasi batubara Indonesia
Dalam catatan Kontan, Sepanjang kuartal I 2020, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membukukan kerugian bersih hingga Rp 279,09 miliar. Padahal. BNBR masih bisa membukukan laba bersih senilai Rp 36,78 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
Turunnya kinerja bottom line induk usaha Grup Bakrie ini tidak lepas dari turunnya pendapatan bersih. Tercatat, pada tiga bulan pertama 2020, BNBR hanya mencatatkan pendapatan senilai Rp 762,65 miliar atau turun 20,4% dari periode sama tahun 2018 yang mencapai Rp 958,45 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News