kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banjir belum pengaruhi ekspor ke Thailand hingga September


Selasa, 01 November 2011 / 17:44 WIB
Banjir belum pengaruhi ekspor ke Thailand hingga September
ILUSTRASI. Pendapatan premi industri asuransi umum dari penjualan langsung dan pialang asuransi masih mendominasi.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Musibah banjir yang melanda Thailand belum tercatat mempengaruhi ekspor Indonesia ke negara itu. Untuk periode Januari-September 2011 ekspor Indonesia ke Thailand tercatat sebesar US$ 4,23 miliar. Angka itu meningkat 42,6% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 2,97 miliar.

"Itu tertinggi se-ASEAN," ujar Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh, pada jumpa pers kinerja ekspor Indonesia, Selasa (1/11).

Apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, realisasi perdagangan Indonesia-Thailand terbilang yang tertinggi. Pada negara anggota ASEAN lainnya rata-rata Indonesia hanya mengalami peningkatan ekspor sekitar 29,4%.

Namun tak dapat dipungkiri, banjir tetap akan berpengaruh terhadap tingkat permintaan. Kemungkinan besar produk konsumsi akan mengalami penurunan permintaan, sedangkan ekspor produk industri masih tergantung pada lokasinya.

Namun, ekspor produk tambang seperti tembaga diharapkan masih bisa menutupi kekurangan permintaan produk konsumsi siap makan. Apalagi, tembaga banyak digunakan untuk bahan pembuatan pembangkit listrik.

Untuk industri penolong kendaraan bermotor, kemungkinan besar akan mengalami penurunan. Sebab, industri otomotif Thailand banyak juga yang mengandalkan komponen dari Indonesia. Impor mobil utuh (completed built-up/CBU) ke Indonesia pun akan sedikit mengalami gangguan.

Relokasi pabrik

Karena itulah, sektor otomotif, komponen otomotif, elektronik, dan komponen elektronik menjadi sektor industri yang diperkirakan akan berpindah dari Thailand ke Indonesia.

Sektor-sektor itu siap membuka basis produksi di Indonesia setelah terjadi kekosongan aktivitas produksi akibat musibah banjir di Thailand.

"Sektor itu yang akan relokasi ke Indonesia. Kita sudah pembicaraan awal dengan para produsen yang berminat merelokasi pabriknya," ungkap Menteri Perindustrian M.S. Hidayat.

Namun Hidayat menyadari, Indonesia masih memiliki kekurangan di sektor infrastruktur. Untuk menyiasati hal itu, Kementerian Perindustrian akan memberikan area yang terbilang mapan dari sisi distribusi dan infrastruktur di kawasan industri di daerah Karawang, Bekasi, dan Cibitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×