Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsep dapur kolektif atau cloud kitchen ternyata menawarkan manfaat yang sangat besar bagi UMKM. Konsep yang mulai dikembangkan oleh penyedia layanan delivery, seperti GoFood, GrabKitchen maupun Kulina itu tidak hanya menawarkan peluang memperluas pasar tetapi memperluas pasar tapi juga kesempatan memaksimalkan profit.
Hal itu, disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara. Analisa itu didasarkan pada pengamatannya selama masa pandemi Covid-19 ini di mana prospek layanan pesan-antar (delivery) itu sangat cerah karena konsep work from home yang diterapkan pemerintah justru memicu permintaan terhadap layanan pesan-antar makanan.
Baca Juga: Sri Mulyani: Saya berdoa tidak terjadi second wave corona
“Ini sangat solutif buat UMKM yang ingin memulai bisnis kuliner. Inovasi cloud kitchen ini mirip factory sharing yang berlaku di industri. Jadi ini salah satu perwujudan sharing economy dan momentumnya sangat pas di era pandemi karena sekarang banyak yang bekerja dari rumah. Prospek pesan-antar makanan sangat cerah,” katanya, Selasa (16/6).
Konsep cloud kitchen mirip dengan pujasera tapi bedanya hanya melayani pesan-antar makanan. Melalui cloud kitchen, UMKM tetap menjadi pemilik atas bisnis tersebut tetapi mendapatkan bantuan teknologi dan fasilitas dapur dari para penyedia layanan delivery.
Bhima memperhitungkan bahwa dengan bergabung di konsep cloud kitchen , UMKM yang baru memulai bisnis dapat menghemat biaya operasional karena komponen biaya pembelian peralatan dan sewa tempat itu dapat mencapai 70%-80% total biaya investasi mereka.
Dengan bergabung di cloud kitchen, UMKM menjadi minim risiko, karena mereka terbebas dari beban bayar sewa atau renovasi bangunan, beban biaya penyediaan ruang makan bagi mereka yang ingin menyantap makanan di tempat, dapat melayani konsumen lebih cepat serta infrastruktur dapur yang sudah siap.
Baca Juga: Inilah realisasi belanja APBN 2020 per 15 Juni 2020
“Sebaiknya mereka bergabung dengan cloud kitchen ini karena keberadaan mereka itu tidak akan menggerus pasar [UMKM] itu sendiri melainkan bisa memunculkan wirausahawan kuliner. Pasar kita itu luas sekali, ada 260 juta penduduk, sementara rasio kewirausahaan baru 3,1%,” jelas Bhima.
Namun demikian Bhima mengingatkan bahwa UMKM juga perlu mengembangkan ciri khas yang membedakan restoran mereka agar mereka mampu bertahan dan segmentasi pasar juga menjadi tidak jenuh.
Sementara itu, konsep cloud kitchen yang diperkenalkan GoFood menawarkan potensi bisnis yang besar bagi UMKM. Gojek dalam hal ini mempersiapkan teknologi dan seluruh perlengkapan dapur, sementara mitra UMKM tetap dapat mengelola bisnis dengan pegawai serta kepemilikan berada di bawah kendali pengusaha UMKM itu sendiri.
Baca Juga: Perusahaan BUMN keroyokan bangun ekosistem digital bagi UMKM
Bahkan di bawah bendera GoFood, konsep cloud kitchen yang hanya fokus di layanan delivery saja ini membantu mitra UMKM untuk terus tumbuh meski dengan modal minimal. Dengan jaringan distribusi luas yang dimiliki Gojek, UMKM ini dapat lebih siap melayani pelanggan di era new normal di mana pelanggan diyakini masih akan memilih layanan pesan-antar makanan.
Hingga saat ini, Go-Food telah mengelola 27 lokasi cloud kitchen yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Medan. Seluruh jajaran karyawan resto yang bergabung di cloud kitchen ini merupakan karyawan dari mitra usaha GoFood.
Tidak hanya Gojek yang melalui Go-Food-nya merambah ke layanan ini, Grab juga membawa konsep cloud kitchen melalui GrabKitchen. GrabKitchen ini menawarkan peluang ekspansi ke wilayah-wilayah baru serta membuka kesempatan untuk menjangkau lebih banyak konsumen melalui pemanfaatan teknologi dan data. Saat ini GrabKitchen telah hadir di Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Bali.
Sementara itu, selain kedua aplikator tersebut di atas, Kulina juga ikut mengembangkan konsep cloud kitchen. Kulina dikenal sebagai marketplace yang menghubungkan pemilik katering dan restoran dengan para pelanggan di area Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan akan segera hadir di kota Surabaya dan sekitarnya.
Baca Juga: Penerapan new normal di Jatim tergantung dari tingkat risiko suatu daerah
Pemilik katering dan restoran bisa menyiapkan makanan tanpa perlu merasa khawatir dengan manajemen pesanan dan pelanggan bisa menikmati pengalaman kuliner yang mudah dan nyaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News