kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BASF dan Eramat Batal Investasi, Anggota Komisi VII Minta Pemerintah Segera Berbenah


Jumat, 28 Juni 2024 / 11:11 WIB
BASF dan Eramat Batal Investasi, Anggota Komisi VII Minta Pemerintah Segera Berbenah
Presiden Joko Widodo saat pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hannover, Jerman, Minggu (17/4/2023) sore waktu setempat. BASF dan Eramat Batal Investasi, Anggota Komisi VII Minta Pemerintah Segera Berbenah


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menyatakan bahwa mundurnya beberapa perusahaan asal Eropa dalam proyek pengelolaan kawasan pertambangan di Indonesia menandakan ada masalah serius terkait kebijakan pertambangan sekarang ini. 

“Kami meminta pemerintah peka dengan situasi ini dan segera melakukan pembenahan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/6).

Mundurnya perusahan kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabric (BASF) dan perusahaan pertambangan dan metalurgi asal Prancis, Eramet, dari proyek Sonic Bay di Maluku Utara mengkonfirmasi masalah itu. 

Baca Juga: BASF dan Eramet Batal Investasi Hilirisasi Nikel, Perusahaan Lain Bisa Ikutan

Menurut Mulyanto, pemerintah dianggap tidak mampu memberikan kenyamanan dan keamanan investasi yang ingin dibangun. “Sehingga wajar perusahaan multinasional yang sudah berpengalaman mengkaji ulang keputusan untuk investasi di sini” tutur Mulyanto.

Mulyanto menyebut beberapa indikator rusaknya iklim investasi di antaranya tingginya indeks korupsi di Indonesia, turunnya kepercayaan publik pada lembaga penegak hukum, instabilitas politik dan ruwetnya koordinasi perizinan pertambangan antara Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi. 

Mulyanto menuturkan, situasi tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan (trust) investor untuk berinvestasi di Indonesia. 

Baca Juga: BASF dan Eramet Batal Garap Hilirisasi Nikel

Walaupun mungkin terutama disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi investasi, namun faktor politik sangat mempengaruhi persepsi atas kepastian hukum, yang berujung pada iklim investasi di Indonesia. Investor mempelajari kondisi ini tentunya, yang merupakan bagian dari mitigasi risiko investasi.

“BASF dan Eramet ini kan dua investor dari Eropa. Kita perlu lihat nanti bagaimana respons investor dari negara lain terutama dari Tiongkok," pungkasnya.

Selanjutnya: United E-Motor Tawarkan Beragam Hadiah dan Diskon Hingga 50% di PRJ 2024

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 28 Juni-1 Juli 2024, Wafer Beli 1 Gratis 1!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×