Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk asal Amerika Serikat (AS) berpotensi membawa dampak signifikan ke industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam negeri.
Asal tahu saja, wacana itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyebut Indonesia akan memberikan akses masuk bebas tarif bagi produk AS sebagai bagian dari negosiasi dagang.
Sebagai pemain di industri teknologi informasi dan komunikasi PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) menilai wacana tersebut membawa risiko banjir impor produk Information and Communication Technology (ICT).
Namun, Presiden Direktur PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk Timothy Siddik menyebut Zyrexindo masih optimistis produsen lokal tetap punya ruang untuk bersaing.
“Kami melihat ini sebagai tantangan sekaligus pemacu agar industri dalam negeri terus meningkatkan kualitas, inovasi, dan efisiensi,” ujar Timothy kepada Kontan, Sabtu (16/8/2025).
Baca Juga: Kinerja Lesu, Zyrexindo Mandiri Buana Ungkap Faktor Penurunan Penjualan Tahun Ini
Menurutnya, jika kewajiban TKDN untuk produk AS dihapuskan, produk impor dengan harga dan spesifikasi menarik berisiko menggeser permintaan dari produsen dalam negeri.
Apalagi, hingga saat ini produk impor masih mendominasi pasar TIK nasional. Namun begitu, Timothy bilang pangsa pasar produk lokal juga terus menunjukkan pertumbuhan seiring meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap kualitas merek dalam negeri.
“Dari sisi kualitas, produsen lokal sudah setara dengan brand internasional, bahkan beberapa produk telah mendapat sertifikasi global. Harga juga kompetitif karena rantai pasok lebih dekat dan biaya logistik lebih rendah,” katanya.
Timothy menilai tantangan terbesar justru ada pada persepsi pasar dan kekuatan branding. Karena itu, ZYRX terus membangun kepercayaan konsumen agar memilih produk lokal bukan hanya karena harga, tetapi juga kualitas dan layanan.
Menurutnya daya saing merek lokal tidak hanya ditentukan dari harga, tetapi juga pemahaman pasar Indonesia, kecepatan inovasi, serta layanan purna jual yang dekat dengan konsumen. Terkait itu, ZYRX juga terus mengembangkan produk dan model bisnis yang tepat. Saat ini saja perseroan sudah punya layanan purna jual di 88 kota dan 122 lokasi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Bidik Penjualan Rp450 miliar di 2025, Simak Strategi Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX)
Timothy sendiri melihat industri TIK di Indonesia masih sangat prospektif. Dalam jangka pendek hingga akhir tahun, momentum belanja dari sektor pendidikan, pemerintahan, dan korporasi masih berpotensi menjadi motor utama.
Sementara untuk jangka panjang, digitalisasi UMKM, industri 4.0, dan tren perangkat berbasis AI diyakini akan mendorong permintaan lebih lanjut.
Namun, bukan berarti tak ada risiko sama sekali. “Dalam jangka pendek, persaingan harga dan fluktuasi nilai tukar bisa menekan margin. Jangka panjangnya, tantangan ada di kesiapan SDM, ketersediaan komponen, dan konsistensi kebijakan pemerintah,” ujar Timothy.
Nah untuk melindungi produsen lokal, ia bilang pemerintah perlu menyiapkan strategi mitigasi, mulai dari pengembangan model TKDN baru yang memperhitungkan aspek riset dan pengembangan (R&D) hingga kepemilikan intelektual, pemberian insentif fiskal, dan fasilitasi transfer teknologi melalui kemitraan dengan perusahaan asing.
“Relaksasi TKDN jangan hanya jadi pintu masuk produk asing, tetapi harus mendorong penguatan industri nasional. Dengan strategi tepat, Indonesia bisa jadi pemain utama dalam rantai pasok global, bukan hanya pasar,” tegas Timothy.
Selanjutnya: Petinggi BlackRock Disebut Calon Ketua The Fed, Dorong Pemangkasan Suku Bunga
Menarik Dibaca: 6 Cara Mengatasi WC Mampet yang Efektif, Yuk Coba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News