Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT Bakrie Building Industries (BBI) menyiapkan sejumlah agenda ekspansi guna menggenjot kinerja. Ekspansi tidak hanya dilakukan secara organik, tetapi juga anorganik.
Yogi Pratomo Widhiarto, Chief Executive Officer Bakrie Building Industries menargetkan, kapasitas produksi BBI pada 2015 mendatang bisa mencapai 700.000 ton per tahun. "Kapasitas produksi pabrik kami saat ini 320.000 ton per tahun," kata dia, Selasa (14/5).
Untuk merealisasikan target tersebut, manajemen berencana menambah enam hingga delapan lini produksi. Tahun ini, rencananya BBI akan menambah tiga lini. Dua lini untuk memproduksi calcium silicate board for fascia and siding dan satu lini produksi calcium silicate board for wall partition and ceiling.
Biaya investasi untuk penambahan lini itu ditaksir mencapai Rp 300 miliar. Adanya tambahan lini akan membuat kemampuan produksi BBI naik 35% menjadi 422.000 ton per tahun.
Adapun pembangunannya akan memakan waktu maksimal 18 bulan. Dengan demikian, tiga lini produksi itu baru bisa beroperasi pertengahan tahun 2014 mendatang. Menurut Yogi, selain ekspansi organik, tidak menutup kemungkinan, BBI akan mengakuisisi pabrik sejenis. Perusahaan telah menyiapkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk ekspansi tersebut.
Sekedar informasi, BBI memproduksi beberapa material bangunan seperti fiber cement, calcium cilicate board, metal roofing, flexi mortar and compound, dan prefab house.
Fiber cement memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan BBI, yakni mencapai 65% dari total penjualan. Januaruddin, Chief of Financial and Administration Officer Bakrie Building Industries menambahkan, hingga Maret 2013, BBI mengantongi penjualan sebesar Rp 213 miliar. Angka ini naik 43,9% dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 148 miliar. Tahun ini, BBI menargetkan penjualan naik 34% dari Rp 651 miliar menjadi Rp 873 miliar. "Jika ditambah trading bisa Rp 1 triliun," tutur Januaruddin.
Di samping produksi, BBI juga memiliki lini bisnis perdagangan alias trading. Tahun lalu, pendapatan dari jasa perdagangan ini baru Rp 2 miliar. Tahun ini, targetnya bisa naik hingga mencapai Rp 150 miliar. BBI mendatangkan bahan bangunan untuk dijual kembali dari sejumlah negara, seperti, Malaysia, Thailand, dan Jepang.
Selanjutnya, laba bersih BBI di tiga bulan pertama 2013 juga naik 85% dari Rp 10,36 miliar menjadi Rp 19,17 miliar. Adapun hingga pengujung 2013, BBI menargetkan bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 61,11 miliar. Target itu lebih tinggi 56,5% dari laba bersih tahun lalu.
Manajemen mengklaim, pangsa pasar produk BBI saat ini sekitar 28% di dalam negeri. Total distributor Bakrie Buildings sebanyak 80 distributor dengan memiliki total 12.000 outlet. Target daerah pemasarannya adalah Sumatra dan Jawa.
Selain dalam negeri, BBI juga telah mengekspor produknya hingga ke Afrika. Namun, dari segi volume, kontribusinya masih minim, yakni sekitar 5%. Tahun ini, BBI akan menyasar pasar Indonesia Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News