Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pihak Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air sepakat melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit perihal pro kontra jumlah utang pihak Sriwijaya Air.
Yusril Ihza Mahendra yang mewakili pemegang saham Sriwijaya Air menampik adanya utang oleh pihak Sriwijaya Air kepada Garuda Indonesia.
"Menurut saya hal seperti ini harus diselesaikan. Diberbagai media selalu dikatakan bahwa utang (Sriwijaya) kepada Garuda akan diubah menjadi saham. Sebenarnya praktis tidak ada utang Sriwijaya kepada Garuda. Utang itu ada pada Pertamina, pada Bank BUMN dan PT GMF," ungkap Yusril, Kamis (7/11).
Baca Juga: Beredar kabar putus hubungan dengan Sriwijaya Air, ini tanggapan Garuda Indonesia
Yusril menjelaskan, jika utang yang dimaksud akibat penerapan management fee dan profit sharing maka utang itu adalah yang diciptakan oleh pihak Garuda sendiri. Menurutnya, hal tersebut sulit diterima oleh manajemen dan pemegang saham Sriwijaya Air.
Yusril bahkan menjelaskan, utang Sriwijaya Air justru membengkak pasca kerjasama kedua belah pihak. Hal berbeda datang dari pihak Garuda Indonesia.
Yusril bilang pihak Garuda mengklaim terjadi penurunan utang sebesar 18%. Perbedaan pendapat inilah yang jadi alasan kedua belah pihak sepakat melibatkan BPKP untuk melakukan audit. "Hasil audit yang akan jadi penentu kerjasama ini berlanjut atau tidak, Pak Luhut juga minta agar audit tidak berlangsung lama," kata Yusril.
Baca Juga: Wakili pemegang saham Sriwijaya, Yusril: Garuda masuk, biaya pemeliharaan jadi mahal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News