Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli mendatang. Pembatasan mobilitas masyarakat yang dibarengi dengan waktu operasional yang terbatas, membuat proses pendistribusian barang emiten farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terhambat.
Direktur Utama SIDO David Hidayat menyatakan, hambatan pendistribusian barang terjadi terhadap outlet-outlet yang berada di wilayah PPKM darurat Jawa Bali.
Meskipun begitu, SIDO sendiri telah menyiapkan sejumlah langkah guna mengantisipasi adanya hambatan yang terjadi. Salah satunya dengan menjaga ketersediaan produk di modern trade dan toko-toko online.
"Memang hambatan dirasakan di sub Distributor kami, pengiriman barang ke outlet terhambat karena ada pembatasan waktu dan kadang mereka tutup," kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (20/7).
Baca Juga: Sido Muncul siapkan belanja modal hingga Rp 200 miliar untuk mesin kapsul dan softgel
Namun demikian, David bilang bahwa hambatan yang terjadi tidak dirasakan di seluruh wilayah. Sehingga praktiknya di lapangan akan berbeda-beda, sesuai dengan kebijakan yang ada di masing-masing daerah.
"Pengiriman barang dari distributor ke agen dan dari agen ke retailer terdampak, karena pembatasan waktu pengiriman dan jam operasi. Namun ketentuan atau praktik di lapangan di masing-masing daerah berbeda," jelasnya.
Meskipun mengalami hambatan, David tetap yakin SIDO dapat mencapai target bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya atau bahkan mampu melampaui target tersebut. Mengingat adanya lonjakan permintaan yang luar biasa untuk produk-produk kesehatan, seperti produk herbal cair, vitamin, dan multivitamin dalam bentuk soft kapsul .
"Kebetulan produk kamu tersebut memang bisa untuk meningkatkan daya tahan tubuh selain memiliki fungsi lain yang sudah dicantumkan di masing-masing kemasan produk," terang David.
Adapun, mengutip laporan Kontan.co.id sebelumnya, perusahaan ini membidik pertumbuhan penjualan dan laba bersih masing-masing 10% dari realisasi di tahun sebelumnya sebesar Rp 3,33 triliun dan Rp 934,01 miliar.
Dia menambahkan, lonjakan permintaan sebelum dan selama PPKM Darurat membuat pihaknya semakin optimistis, ke depannya kebiasaan penggunaan jamu atau obat herbal akan semakin luas jangkauannya. Yang mana, sesuai dengan rencana yang telah di set SIDO sebelumnya.
Selanjutnya: Tak bertenaga, rupiah Jisdor melemah ke Rp 14.554 per dolar AS pada hari ini (21/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News