Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seiring berakhirnya program insentif impor mobil listrik alias electric vehicle (EV) utuh atau completely built up (CBU) pada 2026, produsen mobil listrik bersiap memenuhi komitmen produksi di Indonesia. Termasuk, merek Citroen melalui PT National Assemblers, anak usaha Indomobil Group.
Sepanjang program insentif berjalan, CEO PT Indomobil National Distributor Tan Kim Piauw menyebut Citroen telah menghadirkan sejumlah unit EV Citroen e-C3 ke Indonesia. Ia bilang e-C3 ini menjadi salah satu model CBU EV pertama yang memperoleh insentif.
“Posisi e-C3 sebagai salah satu yang pertama memperoleh insentif pemerintah memperkuat daya tariknya di pasar Indonesia,” kata Tan kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Tan tak menyebutkan secara rinci jumlah unit EV CBU yang diimpor Citroen dalam periode tersebut. Dus, tidak diketahui pasti jumlah unit EV yang wajib diproduksi Citroen selama tahun 2026.
Baca Juga: BYD-Vinfast CS Wajib Produksi di Indonesia, Kemenperin: Minimal TKDN 40%
Untuk diketahui, insentif impor EV CBU diterima produsen dengan komitmen investasi 1:1. Artinya, setelah insentif berakhir, yakni pada 31 Desember 2025 nanti, produsen wajib melakukan produksi dalam negeri untuk tipe, jenis, dan jumlah yang sama dengan unit yang diimpor.
Kendati begitu, Tan memastikan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk merealisasikan komitmen produksi dalam negeri ini. Di antaranya melalui capaian TKDN 40% dan pemenuhan persyaratan untuk mendapatkan insentif PPN sebesar 2%.
Untuk memastikan pelaksanaan produksi dalam negeri berjalan sesuai rencana, Tan bilang, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk mitra industri dan pemerintah.
“Fokus utama kami adalah memastikan kesiapan fasilitas dan standar kualitas global Citroën dapat diterapkan di Indonesia, sehingga produksi lokal dapat berkontribusi pada pengembangan industri otomotif nasional,” ungkap Tan.
Dalam hal distribusi nanti, Tan tak menampik ada potensi penyesuaian harga di tahap awal. Namun penyesuaian harga ini tidak hanya terjadi pada e-C3, tetapi juga model-model EV lainnya di masa depan. Dus, langkah ini diharapkan tak memengaruhi daya saing Citroen di pasar.
Sementara untuk jangka panjang, perseroan menilai produksi lokal dapat menciptakan efisiensi melalui optimalisasi rantai pasok dan dukungan ekosistem industri nasional.
Baca Juga: Impor Mobil EV Berakhir pada 2025, BYD-Vinfast CS Wajib Produksi di Indonesia
Saat ini, Tan mengatakan, Citroen masih berfokus memperkenalkan Citroën ë-C3 sebagai lini kendaraan listrik di Indonesia, sekaligus mengembangkan segmen passenger car melalui Citroën C3 dan C3 Aircross SUV.
Salah satunya dengan menghadirkan sales program yang memberikan kemudahan bagi konsumen, mulai dari jaminan ketersediaan suku cadang 1x24 jam, garansi kendaraan 5 tahun/150.000 kilometer, serta servis gratis yang mencakup suku cadang dan jasa hingga 5 tahun/70.000 kilometer.
“Lewat produksi dalam negeri, targetnya kami dapat menjawab kebutuhan pasar EV Indonesia. Fokus kami adalah pada ketersediaan produk, menjaga kualitas sesuai standar global Citroën, serta memastikan kontribusi nyata terhadap industri otomotif nasional,” imbuh Tan.
Selanjutnya: Sinopsis Film Horor The Conjuring Last Rites, Tayang Hari Ini 3 September 2025
Menarik Dibaca: Platform Isyara Memudahkan Masyarakat Belajar Bahasa Isyarat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News