kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Begini Proyeksi Pasar Rumah Tapak di Jabodetabek untuk Tahun Depan


Rabu, 18 Desember 2024 / 14:04 WIB
Begini Proyeksi Pasar Rumah Tapak di Jabodetabek untuk Tahun Depan
ILUSTRASI. Tahun 2025 pengembang properti di Jabodetabek akan lebih berfokus pada pengembangan perumahan untuk segmen menengah dan menengah ke bawah. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cushman & Wakefield Indonesia atau CWI memproyeksikan pada tahun 2025 pengembang properti di Jabodetabek akan lebih berfokus pada pengembangan perumahan untuk segmen menengah dan menengah ke bawah. 

Hal ini lantaran segmen tersebut didukung oleh beberapa program pemerintah seperti subsidi KPR, dan insentif PPN. 

Director of Strategic Consulting CWI Arief Rahardjo menyatakan segmen rumah menengah-bawah (harga rumah Rp 600 jutaan) dan menengah (harga rumah Rp 1 miliar-an) diprediksi tetap prospektif. 

Baca Juga: Properti Bertabur Insentif, Bankir Optimistis Laju KPR Lebih Gesit

Faktor utama yang mendukung termasuk meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah, kebutuhan hunian pertama, serta dukungan pembiayaan seperti KPR dan program subsidi pemerintah.

“Meskipun ada PPN 12%, diperkirakan pemerintah akan tetap memberikan insentif dan para pengembang juga tetap mempersiapkan diri untuk kenaikan PPN 12% ini,” ungkap Arief, dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/12).

Dia melanjutkan, kenaikan PPN 12% cukup menjadi perhatian, baik dari sisi konsumen maupun pengembang, terutama dari pasar perumahan tapak. 

Sebab, segmen yang akan paling terdampak dari kebijakan ini adalah segmen menengah. Maka dari itu, insentif dari pemerintah sangat dibutuhkan agar penyerapan pasar perumahan di segmen ini tetap stabil di tahun depan. 

Baca Juga: Berbagai Insentif Mengucur Saat Penyaluran KPR Meredup

“Apabila tidak dibarengi dengan PPNDTP itu akan mempersulit permintaan di sektor menengah. setelah diluncurkan PPNDTP sangat bermanfaat untuk kalangan menengah membeli rumah di pasar perumahan,” jelasnya. 

Di sisi lain, rata-rata harga tanah diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 3%-4% pada tahun 2025 menjadi Rp13.200.000 / m2.

Sedangkan untuk kenaikan harga properti residensial pada 2025 diperkirakan akan berkisar antara 5%-7%, dipengaruhi oleh kenaikan PPN sebesar 12% serta faktor lain seperti peningkatan biaya bahan bangunan akibat inflasi dan penyesuaian harga tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×