Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Untuk produk nikel olahan, target produksi tahun ini ditetapkan sebesar 2.023.490 ton atau lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya sebesar 1.786.400 ton. Produk olahan nikel tersebut terdiri dari Nikel Pig Iron (NPI) dan FerroNikel. Hingga 6 Maret, realisasi Ferro Nikel sebesar 178.436 ton atau 32,24% dari target, sedangkan NPI mencapai 69.912 ton atau 17,48% dari target tahunan.
Menurut Bambang, kenaikan produksi pada produk olahan nikel terjadi seiring dengan penambahan smelter yang beroperasi serta percepatan larangan ekspor bijih mentah atau nikel ore. Sehingga, serapan yang diolah di dalam negeri menjadi terangkat.
"Produk nikel olahan naik karena banyak smelter yang dibangun, juga bijih yang diolah di dalam negeri," ungkap Bambang.
Baca Juga: Permen ESDM Nomor 4/2020 tentang energi terbarukan terbit, apa saja poinnya?
Bambang menyebut, pada tahun lalu realisasi produksi bijih nikel tercatat sebanyak 60,95 juta ton, meningkat drastis dari realisasi tahun 2018 yang hanya sebesar 22,14 juta ton. Ekspor bijih nikel pada tahun lalu juga tercatat naik menjadi 30,19 ton dibanding tahun 2018 yang sebanyak 20,07 juta ton.
Sementara untuk tahun ini, Bambang memprediksi produksi bijih nikel hanya berkisar di angka 30-an juta ton. Sementara realisasi hingga Februari 2020 tercatat mencapai 3,89 juta ton.
"Kenaikan di 2019 itu memang situasional, psikologis karena pemerintah menerapkan larangan ekspor. Perhitungan saya (produksi bijih nikel) untuk memasok kebutuhan di dalam negeri sekitar 30-an juta ton," ungkapnya.
Sementara itu, untuk produksi bijih bauksit, pada tahun lalu tercatat sebanyak 16,59 juta ton. Sedangkan volume ekspor bijih bauksit tahun 2019 sebesar 16,10 juta ton.
Hingga Februari 2020, realisasi produksi bijih bauksit mencapai 3,77 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,54 juta ton telah diekspor.
Adapun, untuk jenis konsentrat. Pada tahun 2019, realisasi produksi konsentrat tembaga berada di angka 1,64 juta ton. Lebih mini dari tahun 2018 yang sebesar 2,52 juta ton. Ekspor konsentrat tembaga tahun 2019 mencapai 707.216 ton, turun lebih dari separuh dari ekspor tahun 2018 yang sebanyak 1,66 juta ton.
Hingga Februari 2020, produksi konsentrat tembaga tercatat sebesar 149.508 ton dan volume ekspor sebanyak 33.513 ton.
Baca Juga: Industri smelter di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan berat, apa saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News