kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini sinergi hotel-hotel BUMN


Rabu, 28 September 2016 / 22:54 WIB
Begini sinergi hotel-hotel BUMN


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah melalui kementerian BUMN terus mendorong hotel-hotel pelat merah melakukan sinergi lewat bendera Hotel Indonesia Group (HIG). Sinergi diharapkan mampu menciptakan bisnis perhotelah yang kuat terutama dalam mendukung pertumbuhan bisnis pariwisata dalam negeri.

Saat sudah ada lima perusahaan dan anak usaha BUMN yang tergabung ke HIG dengan total hotel yang dikelola sebanyak 36 unit. Pertama, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) dengan jumlah hotel sebanyak 12 unit.

Kemudian ada anak usaha dari PT Pertamina yakni PT Patrajasa yang mempunyai 7 hotel, anak usaha PT Garuda Indonesia yaitu PT Aero Wisata yang memiliki 7 hotel, PT Pegadaian dengan 9 hotel dan Taman Wisata Candi memiliki satu hotel.

Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan sinergi hotel BUMN tersebut memang harus didorong agar Indonesia memiliki jaringan bisnis hotel yang kuat yang bisa membantu mendorong pertumbuhan pariwisata di Indonesia. "Sekarang ini banyak destinasi wisata yang belum memiliki penginapan. Lewat sinergi ini BUMN kita dorong masuk kesana," katanya saat meresmikan HIG, Rabu (28/9).

Rini bilang, perusahaan BUMN akan didorong untuk mengembangkan bisnis intinya masing-masing saja. Sementara anak-anak usahanya akan didorong untuk bersinergi dengan sesama BUMN agar lebih kuat dan lebih efisien terutama dalam menghadapi persaingan.

Saat ini sinergi hotel BUMN tersebut hanya dari pelayanan saja tidak masuk ke managemen. Namun Rini mengatakan ke depan sinergi ini akan dibentuk menjadi holding BUMN hotel.

Ia menjelaskan, saat ini sulit untuk menjadikan holding BUMN hotel. Pasalnya, hotel yang ada saat ini tidak langsung dibawah BUMN tetapi kebanyakan dikembangkan anak usaha BUMN.

Selain itu, perusahaan pelat merah yang memiliki hotel tersebut juga ada yang sudah tercatat sebagai perusahaan publik seperti Garuda Indonesia sehingga pembentukan holding tidka bisa dilakukan secara langsung. "Nantinya, holdingnya, Hotel Indonesia Natour karena merupakan perusahaan yang langsung di bawah BUMN," kata Rini.

Belum bergabung di jaringan

Direktur PT Hotel Indonesia Natour, Iswandi Said menjelaskan HIG hanya merupakan jaringan bisnis hotel BUMN. Sementara brand hotel yang tergabung dalam sinergi ini tetap sama seperti semula. Sinergi yang akan dilakukan dibawah HIG adalah dalam sisi marketing dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). "KIta lakukan secara bersama-sama sehingga cost-nya lebih murah," ujarnya.

Iswandi mengungkapkan, potensi pertumbuhan jumlah hotel yang bisa dikelola HIG masih besar. Sebab menurutnya saat ini jumlah hotel BUMN mencapai 97 unit yang sebagian besar dimiliki oleh BUMN karya. Ia mengharapkan semua hotel tersebut bisa bergabung alam jaringan HIG.

Hanya saja memang menurut Iswandi tidak mudah untuk seluruh hotel-hotel tersebut masuk kedalam jaringan HIG. Maklum sebagian hotel-hotel tersebut tidak dikelola sendiri tetapi dikelola oleh operator hotel yang masih terikat kontrak jangka panjang.

Namun dia yakin dengan sinergi tersebut tingkap okupansi hotel di jaringan HIG akan meningkat. Saat ini tingkat hunian kamar HIN sendiri sudah mencapai 67%. Dengan sinergi ini ia berharap, okupansi hotel rata-rata HIG bisa mencapai 70% tahun depan.

HIG juga melakukan sinergi dengan 16 BUMN lainnya untuk memenuhi kebutuhan rantai pasokan, SDM dan hotel manejemen. Perusahaan tersebut antara lain Bulog, Jasa Tirta II, Perhutani, Perum Perikanan, Pertamina, PGAS, PTPN III, Sarinah dan lain-lain. Menurut Iswandi sinergi dengan perusahaan BUMN tersebut akan mendorng efisiensi bisnis hotel yang dikelola HIG.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×