Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Agung melanjutkan, dengan interest bearing debt yang ditekan, PLN masih mampu mencetak kinerja positif pada tahun 2020 yang dilihat dari membaiknya posisi likuiditas, rasio leverage dan net income yang tetap tumbuh di masa pandemi covid-19.
"PLN memastikan dalam pengelolaan utang mempertimbangkan penggunaan secara hati-hati (prudent) dan proporsional untuk menjaga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik bunga pinjaman dan pelunasan pokok pinjaman serta debt covenant yang ada dengan memperhatikan pengendalian likuiditas perusahaan," jelas Agung.
Agung menambahkan, kebijakan pendanaan PLN tidak terbatas pada satu sumber dan pemilihan pendanaan pun dilakukan dengan memperhatikan tingkat biaya pinjaman, tenor, denominasi, size serta kebutuhan investasi perusahaan.
PLN juga selalu mempertimbangkan kondisi pasar uang dan memperhitungkan risiko keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan per akhir tahun 2020 utang PLN sebesar Rp 452,4 triliun atau 91,2% dari saldo RKAP Desember 2020 revisi yang ditetapkan sebesar Rp 496,2 triliun.
Baca Juga: Kemenkeu: PMN bagi PLN juga diprioritaskan untuk mendorong EBT
Jumlah tersebut turun 0,4% dibandingkan saldo 31 Desember 2019 terutama karena pelunasan pinjaman dan prepayment.
"Pengelolaan utang di akhir Desember Rp 452,4 triliun, di April sudah sedikit menurun menjadi Rp 448,6 triliun. Kami terus berupaya apabila cashflow memungkinkan (untuk) menurunkan utang ini dari waktu ke waktu," ungkap Zulkifli dalam RDP bersama Komisi VI, Selasa silam (25/5).
Zulkifli menuturkan, salah satu strategi yang dilakukan yakni dengan membayar utang-utang dengan suku bunga tinggi untuk dilunasi dan mengambil utang baru dengan bunga yang lebih murah.
Kebutuhan investasi PLN juga terus dipangkas dalam setahun terkahir. Sebelum tahun 2020, kebutuhan investasi PLN bisa mencapai rerata Rp 100 triliun.
"Kami hanya lakukan investasi Rp 75 triliun sampai Rp 80 triliun saja tapi kami komitmen upaya-upaya dalam RUPTL akan terlaksana dengan baik. Sudah sampai pada titik keseimbangan dan mudah-mudahan utang kami tidak naik lagi di tahun yang akan datang," kata Zulkifli.
Selanjutnya: PLN siap pasok listrik ke smelter di Sulawesi, termasuk ke smelter Morowali dan Vale?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News