kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Begini Upaya PT KAI Jaga Kemampuan Bayar Utang Jangka Pendek


Kamis, 23 Desember 2021 / 17:40 WIB
Begini Upaya PT KAI Jaga Kemampuan Bayar Utang Jangka Pendek
ILUSTRASI. Petugas melakukan perawatan lokomotif di Depo Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (29/4/2021). Begini Upaya PT KAI Jaga Kemampuan Bayar Utang Jangka Pendek


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mencatatkan rasio likuiditas yang lebih rendah 6% di sepanjang semester I 2021.

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada kreditor.

Sampai dengan Juni 2021, total liabilitas jangka pendek PT KAI senilai Rp 8,94 triliun turun dibandingkan 31 Desember 2020 yang senilai Rp 9,28 triliun. 

VP Public Relations KAI, Joni Martinus menjelaskan pandemi Covid-19 memang berdampak signifikan bagi KAI, hal tersebut terlihat dari rasio likuiditas perusahaan di mana Current Ratio PT KAI pada bulan Juni 2021 sebesar 92,7% lebih rendah 6% apabila dibandingkan Desember 2020 yaitu 98,74%. 

Baca Juga: Kinerja PT KAI pada 2021 Tertolong Naiknya Pengangkutan Kereta Barang di Sumatra​

"Penurunan rasio likuiditas tersebut telah menjadi perhatian utama PT KAI mengingat menurunnya pendapatan sebagai dampak dari pandemi Covid-19," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/12). 

Meskipun nilai rasio likuiditas turun, Joni mengatakan, penurunan tersebut masih berada di dalam koridor proyeksi yang telah ditetapkan oleh PT KAI apalagi dengan adanya PPKM level 3 yang diterapkan Pemerintah dan berdampak signifikan atas penurunan jumlah penumpang. 

Hal tersebut, dimitigasi oleh PT KAI dengan upaya peningkatan pendapatan angkutan penumpang, barang, dan mempercepat proses amandemen perjanjian PSO atas angkutan 2020 serta restrukturisasi pinjaman yang menunda pembayaran pokok pinjaman untuk mempertahankan Current Ratio PT KAI. 

"Current Ratio yang cukup tinggi pada Desember 2020 disebabkan adanya penerimaan dana PEN pada Desember 2020, sedangkan sampai dengan Juni 2021 saldo dana tersebut sebagian sudah diserap/digunakan," ujarnya. 

Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, KAI Perketat Penerapan Protokol Kesehatan di Stasiun

Melansir laporan keuangan terakhir yang dirilis yakni pada Juni 2021, KAI mencatatkan total liabilitas senilai Rp 37,51 triliun atau naik dibandingkan 31 Desember 2020 yang senilai Rp 36,16 triliun.

Jumlah liabilitas jangka pendek PT KAI pada semester I 2021 sebesar Rp 8,94 triliun turun dibandingkan 31 Desember 2020 yang senilai Rp 9,28 triliun. 

Pada liabilitas jangka pendek, Joni menjelaskan, pada bulan Juni 2021, PT KAI mencatatkan nilai utang usaha yang jatuh tempo kurang dari satu tahun mencapai nilai Rp 1,08 triliun nilai tersebut berasal dari kegiatan operasional perusahaan di antaranya termasuk perawatan sarana, Infrastruktur prasarana perkeretaapian untuk menjaga keselamatan perjalanan Kereta Api dan peningkatan pelayanan bagi penumpang di masa adaptasi kebiasaan baru. 

Namun begitu, nilai utang usaha yang jatuh tempo kurang dari satu tahun tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar Rp 1,26 triliun. Joni bilang, penurunan tersebut mencerminkan upaya efisiensi yang dilakukan oleh PT KAI di tengah semangat menjaga keselamatan dan kenyamanan perjalanan Kereta Api. 

"Meskipun nilai utang usaha yang jatuh tempo kurang dari satu tahun cukup tinggi pada Bulan Juni 2021, PT KAI tetap memastikan bahwa kewajiban ke vendor tetap diselesaikan tepat waktu sesuai dengan term of payment yang disepakati oleh kedua belah pihak," ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Perkuat Kesiapan Infrastruktur di 5 Destinasi Wisata Super Prioritas

Selain itu, Joni menegaskan, PT KAI juga terus berusaha meningkatkan pendapatan baik penumpang ataupun angkutan barang dan mempercepat proses amandemen perjanjian PSO atas angkutan 2020 agar kewajiban operasional PT KAI tetap dapat terpenuhi.

Pada periode 6 bulan di tahun ini, jumlah liabilitas jangka panjang PT KAI senilai Rp 28,56 triliun atau naik dibandingkan 31 Desember 2020 yang senilai Rp 26,88 triliun. 

Adapun pada semester I 2021, jumlah ekuitas PT KAI turun dari sebelumnya Rp 17,03 triliun di 31 Desember 2020 menjadi Rp 16,54 triliun di semester I 2021.

Adapun total aset yang dibukukan KAI di periode ini senilai Rp 54,05 triliun yang terdiri dari aset lancar Rp 9,34 triliun dan aset tidak lancar Rp 44,70 triliun. 

Sampai dengan Juni 2021, PT KAI mencatatkan total pendapatan senilai Rp 7,64 triliun atau naik tipis dibandingkan periode yang sama di 2020 yang senilai Rp 7,41 triliun. Adapun pada periode 6 bulan pertama tahun ini, PT KAI masih mencatatkan rugi bersih senilai Rp 480,47 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×