kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Benih jagung suburkan kinerja BISI


Sabtu, 05 Mei 2012 / 15:40 WIB
Benih jagung suburkan kinerja BISI
ILUSTRASI. Intip kurs dollar rupiah di Bank Mandiri, jelang tengah hari ini Kamis 29 April 2021. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Albertus M. Prasetianta |

JAKARTA. Benih jagung sedang menjadi primadona yang mengangkat kinerja PT Bisi International Tbk (BISI) sepanjang kuartal I 2012. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, laba bersih perseroan menanjak 62,86%, dari Rp 42,12 miliar menjadi Rp 68,6 miliar..

Presiden Direktur PT Bisi International Tbk, Jemmy Eka Putra mengatakan, kenaikan penjualan mendorong pertumbuhan laba bersih. "Selama kuartal pertama ini, kondisi cuaca juga cukup baik sehingga penjualan benih naik," kata Jemmy.

Perusahaan yang bergerak di bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura ini berhasil mengempit penjualan sebesar Rp 276,8 miliar pada kuartal I tahun ini. Angka tersebut naik 18,28% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 234,01 miliar.

Jemmy mengatakan, jualan utama BISI yakni benih jagung BISI 222 menjadi primadona yang menopang penjualan. "Selama kuartal pertama, BISI 222 memberi kontribusi 25% terhadap total penjualan," kata Jemmy.

Sejak meluncur di awal tahun 2011, BISI 222 sudah terjual sebanyak 250 ton. Sedangkan di kuartal I 2012, penjualan malah melejit sampai 480 ton. Menurut Jemmy, BISI 222 banyak diminati petani karena lebih tahan serangan hama.

Di tahun ini, perusahaan mengganggarkan belanja modal sebesar Rp 34 miliar dari kas perusahaan. Dana itu untuk memperluas departemen penelitian dan pengembangan produk guna menciptakan benih unggul baru.

Salah satu caranya dengan menambah lahan pengujian dan penelitian. Saat ini, perusahaan memiliki 12 departemen penelitian dan pengembangan, antara lain di Sumberagung, Kencong, Kambingan, Pujon, Karang Ploso, semuanya di Malang, Jawa Timur. Serta di Lembang, Citapen, Subang, di Jawa Barat, dan Mataram, Brastagi serta Lampung.

Akhir tahun lalu BISI juga menambah satu lagi departemen penelitian dan pengembangan di Bali. Kata Jemmy, tantangan terberat ekspor benih adalah menciptakan varietas yang sesuai dan mampu bertahan di suatu negara.

Tapi dengan pengembangan riset dan produk barunya, BISI berani menargetkan porsi ekspor di akhir tahun mencapai 10%, naik 5% dari posisi akhir 2011. Target lainnya, penjualan bertumbuh 15% dan laba bersih naik 40% dibandingkan 2011.

Menumbuhkan ekspor

Tak cuma itu, BISI pun akan giat mengenalkan produk baru dan mengedukasi petani. Rencananya, BISI akan meluncurkan satu produk benih jagung baru yaitu BISI 18 di akhir Mei ini.

Jemmy menargetkan, dalam satu tahun setelah peluncuran, 1.000 ton BISI 18 dapat terjual. "Keunggulan BISI 18 terletak pada produktivitasnya yang tinggi dan juga tahan hama," tuturnya.

Selain jagung, perseroan juga akan memunculkan varietas baru untuk tomat dan cabai yang tahan virus. Dia yakin petani berani membayar 50% lebih mahal dibanding benih tomat atau cabai biasa yang rentan virus.

Di samping mengembangkan pasar dalam negeri, perseroan juga akan meningkatkan ekspor ke luar negeri. Perseroan telah mengembangkan ekspor ke China, India, Philipina, Jepang, Vietnam, dan Malaysia.

Tahun ini, perusahaan bakal fokus mendongkrak ekspor benih jagung ke India. Pasalnya, karakter iklim dan tanah di India mirip dengan Indonesia sementara jumlah penduduknya dua kali lipat ketimbang Indonesia. "Potensi penjualan di India besar," ujar Jemmy. Selain itu, BISI juga mulai mengekspor benih jagung dan sayuran ke Sri Lanka pada Juni 2012. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×