Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 milik PT Barito Pacific Tbk (BRPT), anggota indeks Kompas100 ini, terus bergulir. PLTU dengan kapasitas 2x1.000 megawatt (MW) ini telah memasuki tahap finalisasi pendanaan.
Direktur Barito Pacific David Kosasih mengatakan, pendanaan pembangunan PLTU ini menggunakan skema proyek pada umumnya, yakni dengan menggunakan utang dan ekuitas (modal). Porsi antara utang dengan modal adalah 75% berbanding 25%.
Baca Juga: Terbitkan obligasi rupiah, Barito Pacific (BRPT) ingin rebalancing profil utang
Porsi utang terdiri atas project financing dan pinjaman sindikasi dari beberapa bank. “Sementara sisanya didanai dengan modal yang dikontribusi dari dua pemegang saham, yakni kami dan PLN,” ujar David di Jakarta, Jumat (29/11).
David mengatakan, kontribusi modal BRPT diambil dari kas internal perusahaan.
Meski enggan menyebutkan nama bank terkait, terdengar kabar bahwa salah satu bank yang akan membiayai pembangunan PLTU ini adalah Bank Ekspor Impor Korea Selatan atau Korean Exim Bank.
Baca Juga: Wah, Emiten Super Jumbo Masih Langka
Adapun pembangunan ini akan dilakukan oleh PT Indo Raya Tenaga, yang merupakan perusahaan gabungan yang hasil konsorsium PT Indonesia Power (anak usaha PT PLN) dengan Grup Barito Pacific.
BRPT menguasai 49% saham PT Indo Raya Tenaga sementara sisanya sebanyak 51% merupakan saham milik PLN.
Baca Juga: Refinancing Utang, BRPT Merilis Obligasi Senilai Rp 750 Miliar
David mengatakan, dana investasi PLTU ini sebesar US$ 3,3 miliar. David mengklaim, pendanaan ini sudah terpenuhi. “Kalau dari sisi Barito sudah fully funded,” pungkasnya.
Adapun konstruksi dari dua PLTU ini rencananya akan dilakukan tahun depan. Sementara jadwal operasional dari kedua PLTU ini direncanakan pada 2023 – 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News