kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berikut strategi Vale Indonesia (INCO) capai target produksi 2019


Rabu, 18 September 2019 / 18:59 WIB
Berikut strategi Vale Indonesia (INCO) capai target produksi 2019
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menjelang akhit tahun PT Vale Indonesia Tbk (INCO, anggota indeks Kompas100 ini) terus menjaga operasi agar tetap stabil. Sebagai informasi, pada tahun ini mereka membidik produksi sebesar 71.000 ton.

Senior Manager Communications Vale Indonesia, Bayu Aji mengatakan sampai semester pertama perusahaan mencatatkan produksi 30.711 ton nikel dalam matte.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) mengawal rencana pembangunan smelter

"Kami optimistis dapat mencapai target produksi tersebut terutama setelah menyelesaikan proyek Larona Canal Lining pada kuartal pertama tahun ini," ungkapnya pada Kontan, Rabu (18/9).

Proyek tersebut merupakan kegiatan pemeliharaan kanal di PLTA Larona guna memastikan pasokan air ke pembangkit listrik lebih stabil, sehingga nantinya memberi dampak positif pada supply energi ke pabrik pengolahan nikel PT Vale di Sorowako.

Guna mengejar target produksi tahunan, sambungnya, perseroan terus melakukan inovasi yang membuat operasi PT Vale menjadi lebih efisien secara berkelanjutan.
"Kami mengoperasikan boiler bertenaga listrik dengan sumber tenaga listrik 100% berasal dari PLTA milik PT Vale. Dengan demikian electric boiler kami berstatus nol emisi," paparnya.

Baca Juga: Bukan cuma di ESDM, divestasi 20% saham INCO ada di tim lintas Kementerian

Selain ramah lingkungan, boiler baru tersebut juga dinilai lebih cepat menghasilkan panas sehingga kinerjanya lebih efektif dan memangkas biaya high sulfur fuel oil (HSFO) yang dibutuhkan boiler konvensional berbahan bakar fosil.

Sampai Juni 2019 INCO telah menyerap belanja modal sebanyak US$ 76.8 juta. "Penggunaan belanja modal untuk proyek Larona canal lining, mine development, mobile screening station, perbaikan di fasilitas pengendapan lamell gravity settler, perbaikan fasilitas pengolahan debu di tanur pengering, dan proyek pengembangan area tambang serta pabrik pengolahan di Bahodopi, Sulawesi Tengah," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×