kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkaca dari Deepwater Horizon, Pertamina bisa rugi besar di kebocoran minyak ONWJ


Jumat, 02 Agustus 2019 / 12:47 WIB
Berkaca dari Deepwater Horizon, Pertamina bisa rugi besar di kebocoran minyak ONWJ


Reporter: Azis Husaini, Filemon Agung , Lidya Yuniartha | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Deepwater Horizon merupakan tragedi kelam bagi BP pada 20 April 2010. Perusahaan itu mengalami kecelakaan kerja di Deepwater Horizon Teluk Meksiko. Kebocoran pipa minyak di laut dalam itu mengakibatkan kebakaran hebat.

Selain menewaskan 11 pekerja, kejadian itu juga menyulut polusi laut terbesar dalam sejarah dan mencemari pantai mulai Texas hingga Florida, AS.

Baca Juga: BP dan Halliburton saling tuding ledakan minyak Meksiko

Tragedi itu tertanggulangi setelah 87 hari, dengan hasil 4,9 juta barel minyak mentah tumpah ke teluk Meksiko, mencemari ribuan mil pantai Amerika Serikat dengan kerugian ekonomi mencapai puluhan miliar dollar. Akibat bencana itu BP mengalami kerugian US$ 40,9 miliar atau sekitar Rp 384 triliun.

Perusahaan ini juga menyediakan US$ 20 miliar atau hampir Rp 172 triliun untuk membayar ganti rugi kepada masyarakat, pemerintah AS dan untuk perbaikan lingkungan yang tercemari minyak.

Tumpahan minyak Deepwater Horizon hampir 20 kali lebih buruk ketimbang bencana serupa saat kapal tanker Exxon Valdes tenggelam tahun 1989.

Kejadian serupa tengah dihadapi PT Pertamina di Sumur YYA-1 di Anjungan YY Blok ONWJ, lepas pantai Karawang Jawa Barat. Sudah lebih dari dua pekan kebocoran pipa minyak di sana belum juga teratasi.

Kejadian ini dianggap serupa karena yang menangani kebocoran di sumur YYA-1 di Anjungan YY Blok ONWJ adalah perusahaan konsultan Boot & Coots, yang meruapkan perusahaan asal US yang telah memiliki proven experience dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto sempat menyebut kasus kebocoran tersebut bisa saja berdampak buruk.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Kebocoran gas Blok ONWJ bisa saja berdampak lebih buruk

"Risiko paling fatal adalah rig tenggelam, seperti dalam film Deep Water Horizon," sebut Djoko di Kantor Kementerian ESDM.

Film yang diperankan Mark Wahlberg tersebut bercerita mengenai kecelakaan kerja pada sumur minyak di Teluk Meksiko yang diangkat dari kisah nyata.

Fahmy Radhi Pengamat Ekonomi dari Uiversitas Gajah Mada mengatakan, kerugian yang dihadapai BP saat tragedi di Deepwater Horizon sangat besar. Pertamina juga bisa mengalami kerugian yang besar atas kejadian itu. 

"Sangat mungkin jika perhitungan kerugian yang sangat besar, biaya penanggulangan yang hingga kini masih meluas, biaya penutupan sumur hingga produksi terhenti dalam waktu lama, biaya pencemaran lingkungan (darat, laut dan udara), biaya penurunan pendapatan nelayan, petambak udang, masih banyak lagi," ungkap dia ke Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Fahmy mengatakan, Pertamina harus fokus menanggulangi kebocoran itu. Jika tidak fokus dan serius bisa berdampak pada penurunan corporate image, yang bisa membuat bisnis Pertamina terpuruk, seperti dialami Bakri Group pada saat tragedi Lapindo Brantas.

Baca Juga: Menteri Susi minta Pertamina punya lebih banyak oil boom, ini alasannya

"Kesalahan Bakrie justru karena menyandarkan diri pada bantuan pemerintah. Belajar pengalaman Bakrie, Pertamina harus membiayai sendiri, tanpa bantuan pemerintah, at all cost, termasuk mengganti rugi penurunan pendapatan nelayan dan petambak udang, tidak hanya sekedar memberikan santunan kepada mereka," imbuh dia.

Meski, ditaksir menguras kas Pertamina. Rupanya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati akan pasang badan soal ganti rugi atas kejadian ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, sampai saat ini pihaknya bersama dengan bupati dan dinas terkait setempat masih menghitung besaran kerugian yang disebabkan tumpahan minyak tersebut. Tetapi dia memastikan, ganti rugi akan dilakukan sesuai dengan prosedur.

"Ini kan dinamis. Dari 11 posko ini kan bergerak terus. Prosedur ganti rugi seperti apa, nanti ada tahapannya," tutur Nicke, Kamis (1/8).

Baca Juga: Terkena tumpahan minyak, 1.636,25 Ha tambak di Karawang ikut terdampak

Nicke menerangkan, sejauh ini ada dua mekanisme pembayaran kompensasi. Pertama, dengan mekanisme cash for work atau memberikan upah harian kepada masyarakat yang turut membersihkan pantai dari tumpahan minyak.

Kedua, membayar kerugian yang dialami oleh petambak garam atau pembudidaya ikan di wilayah yang terdampak. 

"Kalau ada pemilik tambak yang harus melakukan panen lebih awal karena takut terkena dampak, selisihnya itu yang kita bayar. Jadi kita tidak ingin ada yang dirugikan," lanjut Nicke.

Direktur Hulu PT Pertamina  Dharmawan Samsu mengatakan piahknya masih fokus menangani tumpahan minyak yang masih terjadi sampai saat ini. 

Dia mengatakan, upaya pemulihan adalah tindakan yang paling tepat untuk memastikan dampak yang terjadi kepada masyarakat, biota laut dan lingkungan bisa dikendalikan dengan sebaiknya.

"Ini merupakan manifestasi bahwa penanganan seperti ini harus fokus pada pendekatan over react dan fokus kepada bagaimana ini bisa dilakukan sebaik-baiknya, tidak hitung-hitungan angka invoice dan sebagainya, karena itulah hal yang benar," tandas Dharmawan.

Dharmawan pun menambahkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan KLHK untuk terus melakukan pemantauan atas dampak yang disebabkan tumpahan minyak ini pada lingkungan.

Sampai Pulau Seribu

Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta Tubagus Achmad Sholeh menyatakan, tumpahan minyak mentah PT Pertamina di perairan utara Karawang telah mencapai Pulau Untung Jawa di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta.

“Laporan ke kami, nelayan sudah mendapatkan tumpahan minyak mentah di pesisir pantai mereka,” kata Tubagus di Jakarta, Senin (29/7), seperti dikutip Antara di Kompas.com.

Dugaan itu, kata Tubagus, diperkuat dengan adanya lima kasus tumpahan minyak mentah selama tahun 2018 di daerah itu.

Selain itu, laporan BMKG menunjukkan cuaca cukup ekstrem dengan gelombang tinggi menuju arah barat dan dimungkinkan mendorong tumpahan minyak tersebut.

“Dengan cuaca ekstrem saat ini, upaya Oil Boom oleh Pertamina tidak dapat menahan penyebaran tumpahan minyak itu,” jelas Tubagus.

Tubagus mengatakan, tumpahan minyak itu berdampak pada populasi dan kematian ikan hingga gangguan tingkah laku ikan dalam mencari makan dan berkembang biak. Selain itu, rentan terhadap ekosistem mangrove, terumbu karang dan Padang lamun.

Sementara itu, Manajer Kampanye Energi dan Perkotaan Walhi nasional, Dwi Sawung mencatat hingga Kamis (18/7), tumpahan minyak PT Pertamina di wilayah utara Karawang mengakibatkan 45,37 kilometer persegi lautan terdampak.

“Data luasan tercemar kami peroleh dari citra satelit ESA sentinel 1 yang bisa diakses oleh publik,” kata Sawung.

Sawung menyayangkan, hingga saat ini Pertamina dan pemerintah belum juga mengeluarkan data atau pun citra satelit terkait potensi sebaran minyak mentah itu. Padahal, kata Sawung, pemerintah memiliki teknologi untuk menghasilkan data itu dan hasilnya sangat dibutuhkan publik.

Baca Juga: Pertamina klaim volume tumpahan minyak di perairan Karawang tinggal 10%

“Kami menggunakan satelit asing, yang datanya kembali dapat diperbaharui tanggal 2 Agustus 2019 mendatang,” jelas Sawung.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengakui jika sebaran tumpahan minyak mentah telah mencapai sembilan desa di Karawang dan dua desa di Bekasi.

Namun, terkait dengan tumpahan minyak yang telah mencapai kepulauan seribu, dia menegaskan, sampai saat ini pihaknya terus mengawasi arah tumpahan kemana, karena penanganan tetap dilakukan dengan semaksimal mungkin.

“Pengamatan sedang dilakukan untuk mengambil contoh dulu dan harus memastikan jika itu merupakan tumpahan minyak dari kejadian yang sama,” tegas Fajriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×