kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat kampanye 9.9, Jet Commerce penjualan kosmetik dan kesehatan naik 922%


Kamis, 17 September 2020 / 21:13 WIB
Berkat kampanye 9.9, Jet Commerce penjualan kosmetik dan kesehatan naik 922%
ILUSTRASI. Suasana fulfillment center Jet Commerce


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jet Commerce Indonesia mencatat adanya peningkatan penjualan produk kesehatan dan kecantikan hingga 922% atau sebanyak 27.851 pesanan secara (YoY) melalui platform e-commerce selama periode kampanye 9.9 yang berlangsung pada Rabu (9/9) lalu. Tahun lalu, pihaknya hanya menerima 2.724 pesanan.

Berbagai brand produk kesehatan dan kecantikan yang menjadi mitra Jet Commerce, seperti Shiseido, Y.O.U, Senka, Bioderma dan Colgate mengalami peningkatan penjualan hingga sebanyak 10 kali lipat pada kampanye belanja daring 9.9 di berbagai platform e-commerce, dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Adapun produk kesehatan dan kecantikan yang paling banyak terjual di berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Lazada, Akulaku, JD.ID dan Blibli pada periode kampanye belanja daring 9 September ini adalah Perfect Whip Facial Foam dari Senka, diikuti dengan Golden Age Refining Serum milik Y.O.U, dan produk Ultimune Power Infusing Serum Shiseido.

Baca Juga: Jet Commerce: Pandemi Covid-19 mengubah pola berbelanja konsumen

Webber Chen, CEO Jet Commerce Indonesia menjelaskan, sejak awal pandemi, pihaknya melihat adanya potensi pergeseran kebiasaan masyarakat dalam berbelanja kebutuhannya karena terbatasnya mobilitas.

"Melihat potensi ini, tim kami melakukan prediksi pergerakan tren di e-commerce dan menyusun perencanaan strategis yang dapat mendorong performa bisnis mitra kami, agar tidak hanya dapat membantu mereka bertahan, namun juga memperoleh hasil yang memuaskan di masa sulit seperti sekarang ini," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (17/9).

Dengan akses yang mudah dan penetrasi yang cepat, platform e-commerce kini menjadi lanskap penjualan baru bagi perusahaan yang bermanfaat dalam meningkatkan performa, serta diprediksi dapat semakin berperan penting dalam membangun basis konsumen.

Hal ini sejalan dengan temuan Statista dalam laporan terbarunya yang menunjukkan bahwa penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui online channel atau kanal daring, terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Pada 2017, 94% penjualan produk kesehatan dan kecantikan masih didominasi oleh penjualan secara luring, atau hanya 6% penjualan yang dihasilkan dari kanal daring.

Namun, seiring dengan meningkatnya penetrasi e-commerce di Indonesia, penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui kanal daring terus meningkat hingga 17% pada tahun 2019.

Hingga bulan Mei tahun ini, penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui kanal daring telah mencapai angka 24%, dan diprediksi akan menyentuh angka hingga 40% pada tahun 2023.

Baca Juga: Perkuat bisnis e-commerce selama pandemi, Miniso gandeng Jet Commerce

Berdasarkan temuan Jet Commerce dari pengalamannya menangani berbagai brand kesehatan dan kecantikan dunia, diketahui bahwa kategori produk kesehatan dan kecantikan bukanlah sebuah industri yang hanya bergantung pada kualitas produknya semata, tapi juga kompleksitas dari marketing, promosi, kualitas ulasan dan rekomendasi dari mulut ke mulut, serta pengalaman berbelanja konsumen.

Untuk itu dalam hal ini kanal penjualan daring memiliki keunggulan lebih dalam mengakomodir berbagai aspek tersebut, karena kemampuannya untuk diintegrasikan dengan sosial media, sistem, dan inovasi.

"Kanal daring di masa depan akan menjadi semakin maju dan canggih, di mana tidak hanya akan berlaku sebagai kanal penjualan, namun juga sebuah platform terintegrasi yang dapat menarik traffic, dan menjadi wadah untuk pemasaran dan promosi bagi brand, serta dapat menyuguhkan pengalaman berbelanja yang lebih baik dan menarik untuk konsumen," sambung Webber.

Tak hanya itu, Jet Commerce juga mengobservasi jika hambatan terbesar bagi brand yang baru berekspansi ke pasar daring adalah banyak brand yang masih ragu untuk menyelami pasar ini secara ‘all in’ atau kurang bersungguh - sungguh dengan upayanya dalam mengeksplorasi kanal ini.

Hal ini tentunya berdampak terhadap keseluruhan strategi dari riset dan pengembangan, rantai pasokan, dan investasi yang dilakukan oleh brand.

"Di samping itu, banyak brand yang mengalami kesulitan karena tidak memahami cara berinteraksi secara daring dengan konsumennya, cara mendapatkan konsumen baru, membangun citranya di pasar daring, cara mempromosikan kampanyenya, serta mempertahankan performa operasional harian yang stabil," ujar Webber.

Baca Juga: Ini strategi J&T Express kuasai pasar China

Ia berkata, brand kerap menemui rintangan dalam memahami ekosistem pasar daring dan kesulitan untuk menemukan mesin penggerak bisnisnya di pasar ini.

“Pada banyak industri lain, sudah terbukti bahwa siapa pun yang menguasai pasar daring memiliki peluang lebih besar untuk keluar sebagai pemenang. Kuncinya adalah menguasai ekosistem daring seperti media sosial, digital marketing, dan SEO, kemudian memanfaatkan semua sumber daya yang brand miliki agar dapat mengimplementasikan strategi brand dalam bentuk daring, dan mengoperasikannya dengan cara yang tepat,” tutup Webber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×