kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya Logistik Indonesia Masih Tinggi, Ini Harapan Pengusaha


Kamis, 22 Februari 2024 / 17:12 WIB
Biaya Logistik Indonesia Masih Tinggi, Ini Harapan Pengusaha
ILUSTRASI. Pemerintah mengatakan biaya logistik Indonesia masih sedikit lebih tinggi dibanding dengan negara-negara lain.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah mengatakan biaya logistik Indonesia masih sedikit lebih tinggi dibanding dengan negara-negara lain. Tercatat, biaya logistik Indonesia saat ini sekitar 14%.

Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, pemerintah tidak cukup hanya mengetahui biaya logistik Indonesia masih lebih tinggi dari negara lain.

Apalagi seperti diketahui, Logistics Performances Index (LPI) Indonesia di 2023 berada di peringkat 63 atau turun dari peringkat 45 pada 2018 lalu. Rangking ini berada di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Namun memang sektor logistik Indonesia berbeda dengan negara lain. Indonesia membutuhkan konektivitas multimoda. Terlebih pemerintah sendiri telah menargetkan biaya logistik kita menjadi 8% pada 2045 kelak.  

Baca Juga: Harga BBM Nonsubsidi Akan Naik di Bulan Maret?

“Pemeringkatan oleh LPI dapat menjadi cerminan kita untuk berbenah lebih serius. Saya kira, pembenahan logistik mesti dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan multi sektoral,” ujar Carmelita kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab lanjut Carmelita, efisiensi logistik membutuhkan pemerataan ekonomi dan peningkatan perdagangan di daerah, peningkatan kinerja pelabuhan, bandara, efisiensi jasa kepelabuhanan, dan lainnya.

Menurutnya. pemerintah selaku regulator harus bertindak mengawasi praktik arus barang dan jasa di lapangan. Carmelita juga berharap pemerintah yang baru bisa mengatasi gangguan – gangguan operasional transportasi, serta menjamin keselamatan dan keamanan di laut.

“Jangan lagi ada sektor jasa kepelabuhanan yang kontra produktif, yang tidak perlu atau di ada-adakan yang akan menimbulkan biaya ekonomi tinggi,” ungkap Carmelita.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×