kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Pertamina Ungkap Sederet Proyek Energi Nasional Memperingati HUT RI ke-80


Senin, 18 Agustus 2025 / 14:00 WIB
Pertamina Ungkap Sederet Proyek Energi Nasional Memperingati HUT RI ke-80
ILUSTRASI. Pertamina mencatatkan sejumlah proyek strategis yang resmi diluncurkan untuk menunjang ketahanan energi.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memperingati usia ke-80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, PT Pertamina (Persero) mencatatkan sejumlah proyek strategis yang resmi diluncurkan untuk menunjang ketahanan energi.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, proyek-proyek energi Pertamina ini tersebar dari hulu ke hilir, termasuk bisnis energi hijau, dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, terbukanya lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Fadjar menambahkan, proyek energi Pertamina juga sejalan dengan program prioritas Pemerintah di bidang energi nasional dengan fokus pada peningkatan produksi migas, percepatan transisi energi bersih, dan subsidi energi yang tepat sasaran.

"Pertamina berkomitmen menjadi garda terdepan dalam mewujudkan swasembada energi negeri sekaligus pemimpin transisi energi bersih di Indonesia," kata Fadjar dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/8/2025).

Baca Juga: Pertamina EP Tarakan Temukan Gas Baru di Kalimantan Utara

Pertama, proyek pengembangan Akasia Bagus di Indramayu, Jawa Barat yang dikelola oleh PT Pertamina EP, anak usaha dari subholding upstream PT Pertamina Hulu Energi. Salah satu program strategisnya yakni membangun Stasiun Pengumpul Akasia Bagus Stage 1.

Stasiun pengumpul ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dan gas, dari kapasitas total 1.750 barel cairan per hari (BLPD) menjadi 9.000 BLPD, serta dari 3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 22 MMSCFD.

Stasiun pengolahan minyak ini ditargetkan beroperasi secara komersil pada Agustus 2025, sedangkan untuk pengolahan gas direncanakan beroperasi pada September 2025.

Lalu, Project UCO to SAF di mana kilang Pertamina telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dengan katalis Merah Putih inovasi anak bangsa Pertamina dan Institut Teknologi Bandung.

SAF menjadi bahan bakar rendah emisi bersertifikat internasional pertama di Asia Tenggara, kebanggaan bagi Indonesia dan sektor penerbangan nasional.

Pada Agustus 2025 ini, SAF berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) akan diuji coba pada penerbangan komersil Pelita Air. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang berhasil memproduksi SAF secara komersial.

Pertamina telah mengumpulkan 59.700 liter UCO dari 1.750 warga masyarakat di 10 titik pengumpul. Hal tersebut membuktikan berjalannya ekonomi sirkuler bagi masyarakat.

Proyek ketiga, dukungan Pertamina pada Proyek Pengembangan Industri Baterai Terintegrasi dengan kapasitas produksi 6,9 GWh per tahun pada tahap pertama. Proyek kerja sama dengan sejumlah mitra ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: Pertamina Pasok Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

Proyek yang menyerap ribuan tenaga kerja ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2026. Proyek ini juga memberikan dampak terhadap PDB nasional, pendapatan daerah, serta meningkatkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi.

Proyek lainnya, Pembangunan Infrastruktur Pipa Transportasi Minyak Cikampek – Plumpang. Pembangunan pipa BBM sepanjang 96 km ini merupakan bagian dari jaringan distribusi utama dari Kilang Balongan ke Plumpang, yang menyalurkan sekitar 4,6 juta kiloliter BBM per tahun.

Infrastruktur ini sangat vital untuk menjamin keandalan pasokan BBM ke wilayah Jawa Barat dan Jakarta, yang menyerap sekitar 30% konsumsi nasional. Pasokan pipa baja untuk pengerjaan proyek ini telah diterima dari perusahaan BUMN sehingga Pertamina mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri.

Di industri hilir, Program Subsidi Tepat BBM dan LPG untuk melindungi masyarakat yang berhak menerima subsidi. Program ini memberikan 3 manfaat yakni kepentingan penerima subsidi tepat sasaran oleh rakyat, kepentingan akuntabilitas oleh Pemerintah, dan kepentingan sustainability bisnis Pertamina.

Program lainnya, pengembangan bahan bakar khusus ramah lingkungan yakni Pertamax Green 95 sebagai bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan, Bioetanol.

Baca Juga: Ada Diskon BBM Pertamina Dalam Rangka HUT ke-80 RI, Simak Rinciannya

Pertamina terus memperluas distribusi Pertamax Green 95 yang saat ini tersebar di DKI Jakarta Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Jumlah SPBU Pertamax Green 95 saat ini berjumlah 133 SPBU dengan penyaluran lebih dari 4.000 kiloliter.

Kemudian, Green Energy Station (GES) sebagai One Stop Integrated Energy Solution yang ramah lingkungan dengan pengembangan potensi bisnis Non Fuel. Pertamina telah mengembangkan 442 SPBU GES, 14 SPKLU dan 43 SPBKLU.

Pada bisnis hijau lainnya yakni panas bumi (geothermal), Pertamina juga berhasil mengembangkan beberapa wilayah kerja.

Selanjutnya: Tema Hari Kemanusiaan Sedunia 2025 dan Cara Kampanye untuk Solidaritas

Menarik Dibaca: 6 Cara Mengatasi WC Mampet yang Efektif, Yuk Coba

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×