kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik pendapatan Rp 140 miliar, begini strategi Jasnita Telekomindo (JAST) di 2021


Minggu, 18 April 2021 / 14:43 WIB
Bidik pendapatan Rp 140 miliar, begini strategi Jasnita Telekomindo (JAST) di 2021
ILUSTRASI. Kembangkan Smart City, JAST Garap Fitur Aplikasi Layanan Darurat 112


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) optimistis bisa meningkatkan kinerja di tahun ini. Emiten penyedia jasa telekomunikasi tersebut telah menyiapkan sejumlah strategi untuk membidik pendapatan hingga Rp 140 miliar sepanjang 2021.

Corporate Secretary Jasnita Telekomindo Nathania Olinda menyampaikan, pandemi Covid-19 pada tahun lalu turut berdampak terhadap kinerja JAST. Meski begitu, lini bisnis software as a service (SaaS) Jasnita yakni JasCloud masih dapat diandalkan.

"Melihat hal itu kami memfokuskan usaha kami ke lini tersebut dan terus menambahkan produk-produk baru," kata Nathania kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu.

Ada sejumlah cloud solution yang disediakan JAST, seperti cloud PBX, cloud call center solution, omni-channel, communication API, dan beberapa aplikasi lainnya. Nathania menambahkan, layanan omni-channel JASR juga terintegrasi dengan Customer Ralationship Management (CRM) serta WhatsApp Business yang telah verify.

"Kami memudahkan perusahaan-perusahaan untuk tetap beroperasi maksimal walaupun pegawai mereka harus bekerja dari rumah," imbuhnya.

Baca Juga: Intip fokus bisnis Jasnita Telekomindo (JAST) di tahun 2021

Untuk mengejar target pendapatan Rp 140 miliar, JAST pun memiliki sejumlah fokus pengembangan usaha. Pertama, dengan memperkuat layanan Jascloud. 

Nathania bilang, produk ini diminati oleh customer di tengah situasi Work From Home (WFH) yang masih dijalani, sehingga bisa efisien dan mempermudah komunikasi bisnis.

Kedua, melakukan diversifikasi produk dan jasa. Seperti meluncurkan omni-channel dan e-loket dengan menyasar pasar khusus. Ketiga, terus mengembangkan layanan Smart City dengan memperkuat beberapa program lainnya seperti IOT, dan CCTV surveillance. Sembari melakukan penjajakan Smart City, JAST pun secara paralel mengembangkan Jasgrid pada Pemerintah Daerah. Termasuk untuk menopang program "UMKM Go Digital".

"Sehingga jika kemudian downloader sudah semakin banyak, JAST akan membuat marketplace untuk UMKM, sebagai bagian dari program Pemerintah memberdayakan UMKM," terang Nathania.

Pada tahun ini, JAST melalui anak usahanya PT Sakti Makmur Pratama, akan fokus menyediakan aplikasi yang dapat memudahkan UMKM dengan target di lima kota. 

Strategi selanjutnya ialah dengan penyempurnaan Remote Contact Center, sehingga aktivitas call center dapat tetap berjalan dimana pun agent berada. Hal ini juga dapat memperluas jaringan call center di Indonesia dan cocok digunakan untuk agent call center dalam situasi WFH.

Upaya tersebut juga dilakukan dengan mengembangkan anak perusahaan PT Sakti Makmur Pratama, yaitu PT Dimensi Ruang Digital, yang bergerak dalam bidang  penyedia outsourcing Call Center. 

"Saat ini JAST berfokus dan terus mengembangkan layanan Jascloud, Call Center serta Layanan Tanggap Darurat 112, ketiga layanan tersebut sama-sama memberikan kontribusi yang baik. Kami mengharapkan semua layanan JAST sama-sama berkembang ke arah yang lebih baik," ungkap Nathania.

Meski belum merinci jumlah pengguna layanan JAST hingga 2020, tapi secara keseluruhan, pengguna Smart City Jasgrid dan layanan 112 JAST ditargetkan bisa mencapai 100 kota hingga akhir 2021.

Baca Juga: Jasnita Telekomindo (JAST) dukung pemerintah mengoperasikan hotline darurat 112

"Selama tahun 2021, layanan 112 Call Center sudah digunakan di beberapa kota seperti Kabupaten Ngawi, Kab. Tangerang, Kab. Subang, Kab. Bangli, Kab. Kendal dan Kab. Karo," terang Nathania.

Meski belum membeberkan realisasi kinerja selama Q1-2021, tapi Nathania menyampaikan bahwa kinerja bisnis JAST pada awal tahun ini sudah bertumbuh dibandingkan tahun lalu.

Mengenai realisasi kinerja sepanjang 2020, dia juga belum memberikan gambaran, lantaran masih menunggu hasil Laporan Keuangan. Yang pasti, hingga periode Q3-2020, JAST membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 248, 71 juta.

Sedangkan dari sisi pendapatan, per September 2020 JAST membukukan Rp 43,30 miliar, atau anjlok 33% dibandingkan raihan di Q3-2019 yang sebesar dari Rp 64,67 miliar. 

Jika dirinci, pendapatan JAST paling besar dikontribusikan oleh jasa interkoneksi dan internet sebesar Rp 39,41 miliar atau 91% dari pendapatan JAST per Q3-2020. Disusul pendapatan dari proyek telekomunikasi sebesar Rp 3,47 miliar dan dari jasa non-koneksi senilai Rp 416 juta.

Selanjutnya: Terdampak pandemi, Jasnita Telekomindo (JAST) sesuaikan target pendapatan tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×