kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis terigu disokong oleh permintaan yang meningkat


Kamis, 13 September 2018 / 18:50 WIB
Bisnis terigu disokong oleh permintaan yang meningkat
ILUSTRASI. Pabrik PT Bungasari Flour Mills


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditengah kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhir-akhir ini tentu berimbas pada harga bahan baku tepung terigu. Soalnya kebutuhan gandum masih bergantung pada impor. Namun demikian, pabrikan terigu menyikapinya dengan melakukan penyesuain harga dan terus melakukan efisiensi agar tetap menuai untung.

Seperti PT Bungasari Flour Mills Indonesia yang merasakan kenaikan harga gandum lantaran kondisi kurs saat ini. "Harga gandum naik cukup tinggi saat ini sekitar 25% (dibanding tahun lalu) ini akan mengakibatkan harga terigu akan naik terus sampai dengan akhir tahun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/9).

Hal ini tak terlepas dari pabrikan yang harus melakukan penyesuaian harga seiring kenaikan cost, untuk Bungasari sampai sekarang sudah menaikkan harga kisaran 15% dibandingkan dengan tahun lalu.

Meski harga terigu naik, menurut Budianto, konsumsi terigu tidak berkurang. "Permintaan masih normal, year on year konsumsi terigu masih tumbuh 6%," katanya.

Hal ini disebabkan lantaran harga tepung terigu sejak 2014 yang lalu mengalami penurunan. "Kemungkinan besar harga masih bisa diserap pasar karena memang selama ini harga terigu murah sekali," sebut Budianto.

Di tahun ini Bungasari tengah memprioritaskan penjualan produk-produk tepung bernilai tinggi atau premium agar dapat tumbuh sebesar 10%. Perseroan tengah memprioritaskan pertumbuhan produk-produk premium, seperti Golden Crown, Golden Eagle, Hikari Biru dan Bola Salju.

Belum lama ini, Bungasari melakukan groundbreaking untuk perluasan pabrik di Cilegon. Ekspansi tersebut akan membangun fasilitas produksi dan silo (penyimpanan) fase kedua di lahan pabriknya. "Pabrik cilegon sedang dalam tahap pengerjaan perluasan. Tahun depan akan selesai 1 line dari rencana 3 line perluasan," ungkap Budianto.

Pabrik tersebut tercatat memiliki kapasitas produksi wheat base sebanyak 495.000 ton per tahun dan 396.000 ton flour base per tahun. Dengan adanya perluasan, maka diharapkan kapasitas produksi perseroan ini bertambah dua kali lipat.

Sementara itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Divisi Bogasari menargetkan pertumbuhan volume penjulan sekitar 6% pada tahun ini. Target volume tersebut sama dengan tahun lalu.

Dimana Fransiscus Wellirang, Direktur PT INDF mengatakan bahwa tahun 2018 ini diperkirakan pertumbuhan bisnis terigunya masih sama seperti pertumbuhan di 2017 kemarin. Adapun pabrik saat ini memiliki dua pabrik.

Yang terbesar ada di Jakarta dengan kapasitas 10.450 ton per hari. Pabrik tersebut berdiri diatas lahan seluas 30 hektar (ha) dan dilengkapi dengan 140 silo penyimpanan. Sementara, di Surabaya, kapasitas produksinya sebesar 6.000 ton per hari. Luas lahannya sebesar 13 ha dengan 84 silo penyimpanan.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopis mengatakan selama ini impor gandum untuk tepung terigu meningkat sekitar 5%-6% per tahunnya. Peningkatan tersebut belum memperhitungkan impor gandum-ganduman lain, seperti untuk kebutuhan pakan ternak.

Pada paruh pertama 2018 ini, Aptindo mencatat impor gandum telah mencapai 4,53 juta ton dengan nilai sekitar US$ 1,13 miliar. Angka tersebut turun dari capaian periode sama tahun 2017 yang volume impornya mencapai 5,36 juta ton atau setara US$ 1,23 miliar. Hal ini sebagai efek melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×