Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) terus memacu strategi transformasi di tengah persaingan layanan transportasi berbasis aplikasi (ride-hailing) yang kian ketat. Perusahaan mengandalkan konsistensi layanan, perluasan akses digital, serta integrasi teknologi untuk mempertahankan pangsa pasar.
Untuk itu, perusahaan pun menganggarkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,8 triliun di tahun 2025.
Direktur Utama Bluebird, Adrianto Djokosoetono mengatakan, dana capex itu digunakan untuk memperkuat posisi BIRD sebagai penyedia layanan Mobility-as-a-Service dengan berbagai pilihan moda yang disesuaikan kebutuhan pelanggan.
"Mulai dari Bluebird, Silverbird, Goldenbird, hingga Cititrans dan Bigbird, semua hadir untuk menjawab kebutuhan mobilitas yang aman dan nyaman," ujarnya kepada Kontan, Jumat (20/6).
Tahun ini, Bluebird menargetkan peremajaan dan penambahan hingga 6.000 unit armada di seluruh segmen layanan. Angka ini disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan pasar di tiap wilayah operasi.
Baca Juga: Tuai Berkah Libur Sekolah, Bluebird (BIRD) Optimalkan Penggunaan Armada
Bluebird juga melanjutkan komitmennya terhadap kendaraan ramah lingkungan. Setelah mengadopsi armada berbahan bakar CNG sejak 2018 dan taksi listrik pada 2019, generasi pertama armada listrik mulai digantikan unit baru yang lebih efisien. Ini bagian dari inisiatif BlueSky dengan target pengurangan emisi dan limbah hingga 50% pada 2030.
Dari sisi teknologi, perusahaan tengah mengembangkan sistem berbasis AI untuk mendukung operasional secara real-time, mulai dari pengaturan rute optimal, alokasi armada, hingga fitur transparansi tarif seperti fixed price.
Selain efisiensi bahan bakar, sistem ini juga memungkinkan peningkatan akurasi penjemputan dan analisa kebutuhan pelanggan secara langsung.
Pelanggan juga dimudahkan lewat sistem pemesanan agnostik, mulai dari street hail, call center, aplikasi mitra, hingga aplikasi MyBluebird. Fleksibilitas pembayaran disediakan lewat berbagai opsi, seperti kartu debit/kredit, e-wallet, dan QRIS.
Transformasi ini, menurut Adrianto, menjadi bagian penting untuk menjaga daya saing dan memastikan perusahaan tetap relevan di tengah perubahan preferensi konsumen yang dinamis.
Selanjutnya: Laju Pertumbuhan DPK Kian Lambat, Ini Kondisinya di Sejumlah Perbankan
Menarik Dibaca: Teaser Trailer Film Panggil Aku Ayah Dirilis, Tayang di Bioskop Mulai 7 Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News