kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bos Garuda: Tarif per kilometer pesawat lebih murah ketimbang tarif ojol


Jumat, 27 Desember 2019 / 15:08 WIB
Bos Garuda: Tarif per kilometer pesawat lebih murah ketimbang tarif ojol
ILUSTRASI. Plt Direktur Utama PT Garuda Indonesia Fuad Rizal. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, tarif per kilometer pesawat lebih murah jika dibandingkan tarif ojek online (ojol).

Menurut Fuad, saat ini rata-rata tarif pesawat terbang per kilometernya, yakni Rp 2.500 per penumpang. Lalu, tarif ojek online per kilometernya saat ini Rp 2.600. “Jadi biar mengerti semua, memang secara industri tarif penerbangan di Indonesia sudah sangat murah,” ujar Fuad di Cengkareng, Tangerang, Jumat (27/12/2019).

Baca Juga: Suap mantan Dirut Garuda Indonesia digunakan untuk beli apartemen di Singapura

Fuad menjelaskan, jika maskapai harus menurunkan tarif lebih daripada itu, maka perusahaannya akan merugi. Dia pun mencontohkan sudah belasan maskapai yang terpaksa gulung tikar karena terus merugi.

“Dari sisi harga industrinya sudah tidak sustain sama sekali. Industrinya bisa rusak sendiri dan mati. Sudah lebih dari 15 airlines yang mati dalam 10 tahun karena kompetisinya tidak sehat,” kata Fuad.

Fuad menambahkan, pada 2016 lalu Garuda menjual tiket 60% dari tarif batas atas yang telah ditentukan pemerintah. Saat ini, maskapai plat merah tersebut menjual tiketnya 85 persen dari tarif batas atas.

“Dari 2016 Garuda hanya menjual 60% dari tarif range-nya. Citilink 30% di bawah. Sehingga secara rata-rata Garuda kenaikan harganya 25%. Citilink 40% setiap tahunnya," ucap dia.

Baca Juga: Garuda Indonesia sediakan 30.630 kursi tambahan

Sebalumnya, sejumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta masih mengeluhkan harga tiket pesawat yang dinilai mahal. Husna, mahasiswa asal Universitas Negeri Yogyakarta yang akan terbang ke Yogyakarta tersebut mengaku harga tiket untuk penerbangan Jakarta-Yogyakarta maish mahal. Harganya sekitar Rp 900.000.

Padahal, kata dia, biasanya harga tiket ke Jakarta-Yogyakarta paling mahal Rp 600.000. Senada dengan Husna, Fendi penumpang yang akan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Pangkal Pinang tersebut menilai harga tiket masih tinggi. Fendi sendiri mendapat tiket pesawat dengan harga di atas Rp 1 juta.

Baca Juga: Sriwijaya Air siapkan extra flight untuk rute Jakarta-Medan PP

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengatakan tahun 2019 ini jumlah wisatawan mancanegara diprediksi hanya akan mencapai 16,3 juta. Padahal target jumlah wisatawan asing bisa mencapai 18 juta. Ia mengatakan, faktor penyebab tak capai targetnya jumlah wisatawan ke Indonesia disebabkan faktor mahalnya harga tiket pesawat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Garuda Sebut Tarif Per Kilometer Pesawat Lebih Murah dari Ojol"
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Yoga Sukmana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×