kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BP Berau: Perkembangan proyek Train Tangguh III capai 67%


Rabu, 16 Oktober 2019 / 21:47 WIB
BP Berau: Perkembangan proyek Train Tangguh III capai 67%
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/9). Tangguh LNG memiliki cadangan sebanyak 16 tcf (triliun kaki kubik) sementara produksi rata-rata sebesar 1,4 bcfd (miliar kaki kubi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek fasilitas pengolahan Train Tangguh III oleh BP Berau Ltd di Blok Papua yang sempat mundur dari jadwal kini terus bergulir.

Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengungkapkan, perkembangan terbaru dari proyek yang dijadwalkan rampung pada kuartal III 2021 ini.

"Saat ini sudah 67% dan kita terus usahakan agar di kuartal III 2021 rampung," ujar Moektianto di Jakarta, Rabu (16/10).

Baca Juga: Hingga September, produksi migas BP Berau sekitar 1,2 bcf

Asal tahu saja, BP Berau pada Proyek Tangguh telah memiliki dua train dengan total kapasitas 7,6 juta ton per tahun (MTPA). Kehadiran Train Tangguh III diharapkan memberi tambahan kapasitas sebesar 3,8 MTPA.

Masih menurut Moektianto, nantinya 75% kargo LNG dari proyek Train Tangguh III akan dikirimkan ke pihak PT Perusahaan Listrik Negara sementara sisanya untuk pasar ekspor. "Untuk PLN saya kira semuanya masih sesuai jadwal," terang Moektianto.

Kontan.co.id mencatat, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan, ada sejumlah kendala teknis yang menyebabkan jadwal operasional Proyek Strategis Nasional (PSN) itu mundur.

Baca Juga: BP Berau kebut proyek Train Tangguh III

Faktor pertama, adanya sedimentasi di perairan dekat proyek yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat. "Selama konstruksi ada kendala alam, sedimentasi di perairan untuk membawa material ke site, itu menghambat pengiriman material," ujar Fatar dalam paparan kinerja SKK Migas semester I-2019, beberapa waktu lalu.

Selain itu, sambung Fatar, pengiriman material yang berasal dari Sulawesi dan Jawa juga terlambat. Hal itu juga terjadi lantaran faktor alam, yakni bencana gempa dan tsunami di Palu, serta erupsi Gunung Anak Krakatau. "Saat gempa dan erupsi, supply (material) terhambat cukup lama," imbuhnya.

Sementara faktor lain penyebab mundurnya jadwal pengoperasian Tangguh Train III terkait dengan jumlah pekerja konstruksi yang tidak memadai. Sebab, kata Fatar, pengerjaan proyek Tangguh Train III ini berbarengan dengan proyek infrastruktur yang sedang marak dikerjakan.

Baca Juga: Government approves BP's export of 84 cargo loads of LNG to Singapore

"Pada saat yang sama proyek infrastruktur di Indonesia juga banyak. Saat kembali ke Jawa, mereka cenderung lebih memilih bekerja di proyek infrastruktur, jadi kontraktor harus rekrut ulang pegawai," tandas Fatar.

Sebagai informasi, Tangguh Train III adalah bagian dari Proyek Tangguh yang 40,22% sahamnya dimiliki oleh BP. Produksi LNG Tangguh Train III diperkirakan mencapai 3,8 juta ton per tahun, yang menambah total kapasitas proyek Tangguh menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×