kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BP minta izin ekspor gas tak terserap


Kamis, 12 November 2015 / 10:01 WIB
BP minta izin ekspor gas tak terserap


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kontraktor kontrak kerjasama ((KKKS) gas tangguh, BP Indonesia, kesulitan menjual gas dari kilang Train III Tangguh kepada pembeli di dalam negeri. Apalagi untuk memenuhi batas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni minimal 40% produksi gas harus di jual kepada pembeli di dalam negeri.

Untuk itu, BP kini tengah berupaya meminta izin agar diperbolehkan menjual alokasi gas yang belum terserap di dalam negeri itu untuk diekspor. Mereka berharap dengan ekspor ini bisa mendapatkan kontrak dalam jangka panjang sehinga ada kepastian dalam berinvestasi di blok ini.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Djoko Siswanto menyatakan, BP Indonesia telah melayangkan permintaan ini kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said. Mereka ingin melakukan penandatanganan kontrak jangka panjang untuk komitmen penyerapan gas dari Train III Tangguh, Papua Barat.

Mereka berharap komitmen kontrak jangka panjang dari pembeli domestik ada kepastian paling lambat Maret 2016. "Nanti berapapun sisanya akan dijual ke luar negeri," kata Djoko Selasa (10/11), tanpa memerinci kapan pemerintah akan menjawab permintaan BP tersebut.

Hanya saja manajemen BP Indonesia enggan memberikan tanggapan mengenai permintaan ini. Budiman Moerdijat, Government & Public Affairs Manager BP Indonesia dalam pernyataan tertulisnya kepada KONTAN, Selasa (11/11) menjelaskan, saat ini produksi LNG dari Tangguh Train III, sebesar 1,5 million tons per annum (mtpa) telah dialokasikan untuk PT PLN (persero). Perjanjian jual beli dengan penyedia setrum di tanah air ini sudah diteken sejak Oktober 2014 lalu.

Dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan PLN tersebut, BP Indonesia akan memasok hingga 1,5 juta ton LNG setiap tahunnya mulai 2015 hingga 2033. BP juga mengantongi beberapa kontrak pembelian dari luar negeri. "Kami sudah mendapatkan komitmen pembelian LNG 1 mtpa dari konsumen di Jepang," katanya.

Dengan kedua komitmen  pembelian LNG ini, lanjut Budiman, menunjukkan bahwa 2,5 mtpa atau sebesar 65% dari produksi tahunan Tangguh LNG Train 3 telah mendapatkan kontrak pembelian. Sekadar catatan, investasi pembangunan Train III Tangguh ini mencapai US$ 12 miliar.

Sebagai gambaran, proyek Train III Tangguh ini diprediksi nantinya akan menambah produksi LNG sebanyak 3,8 juta ton LNG per tahun. Dengan tambahan ini berarti total kapasitas keseluruhan LNG Tangguh menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×