kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BPS: Impor beras dan jagung masih tinggi di 2016


Kamis, 29 Desember 2016 / 21:06 WIB
BPS: Impor beras dan jagung masih tinggi di 2016


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor produk pangan pada tahun 2016 masih tinggi. Khususnya impor beras dan jagung bila dibandingkan ekspor kedua komoditas tersebut.

BPS mencatat dari bulan Januari-November 2016 impor beras mencapai 1,2 juta ton dengan nilai US$ 495,12 juta. Sementara ekspor beras baru mencatat 10.000 ton dengan nilai US$ 0,86 juta.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Sasmito Hadiwibowo mengatakan pada tahun ini, Indonesia mengimpor dan juga mengekspor beras. Ia menjelaskan impor beras itu merupakan bagian dari upaya pemerintah memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Sebenarnya izin impor beras itu dilakukan pada tahun 2015, tapi baru direalisasikan pada semester pertama 2016," ujar Sasmito dalam konferensi pers di BPS, Kamis (29/12).

Bila dibandingkan realisasi impor beras tahun 2015, maka realisasi impor beras tahun 2016 jauh lebih tinggi. Pasalnya beras impor yang masuk tahun 2015 hanya sebesar 900.000 ton dan 2014 sebesar 800.000 ton. Karena itu, stok beras di gudang Perum Bulog hingga akhir tahun diperkirakan sekitar 1,5 juta ton hingga 1,6 juta ton.

Ia menjelaskan berdasarkan harga beras yang diimpor, BPS mencatat harga beras di luar negeri relatif stabil. Beras yang diimpor itu harusnya sudah masuk semua pada bulan Desember 2015, tapi baru terealisasi pada sampai bulan Maret 2016 atau saat Indonesia sudah mulai memasuki panen raya.

Sementara itu, BPS mencatat impor jagung sepanjang tahun 2016 mencapai 900.000 ton. Namun bila ditambah impor jagung Perum Bulog 200.000 ton, maka ada total impor jagung 1,2 juta ton sepanjang 2016.

Impor jagung tahun ini dapat ditekan, karena Kementerian Pertanian (Kemtan) memutuskan tidak mengeluarkan lagi rekomendasi impor jagung dan meminta industri pakan membeli jagung produksi dalam negeri saja. Bila dibandingkan tahun 2015, realisasi impor jagung mencapai 3,27 juta ton.

Kepala Biro Humas Kemtan Agung Hendriadi menambahkan pihaknya berhasil menekan izin impor beras tahun 2016 menjadi 0%, kendati ia tidak membantah beras impor yang masuk selama 2016 mencapai 1,2 juta ton.

Namun menurutnya itu izinnya sudah dikeluarkan tahun 2015 lalu. Sementara itu, impor jagung yang masuk tahun 2016 hanya 130.677 ton atau jauh berbeda dengan data yang dimiliki BPS. "Impor jagung turun 60% tahun ini," klaim Agung.

Ia mengatakan pihaknya berhasil meredam impor jagung dan beras karena berbagai upaya. Salah satunya adalah melalui program upaya khusus. Apabila tidak ada Program Upaya Khusus (UPSUS), maka dengan esktrapolasi semestinya di tahun 2015 hingga 2016 Indonesia impor beras 16,8 juta ton. Akan tetapi, berkat adanya program UPSUS, tahun 2016 tidak ada impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×