kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Bukan dari Timur Tengah, Indonesia Justru Banyak Impor BBM dari Singapura


Selasa, 16 April 2024 / 13:58 WIB
Bukan dari Timur Tengah, Indonesia Justru Banyak Impor BBM dari Singapura
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia melalui Pertamina ternyata banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Pertamina ternyata banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyampaikan, Pertamina melakukan impor BBM dari singapura dengan persentase sebesar 56,8%.

Kemudian, impor BBM juga dilakukan Pertamina dari Malaysia sebesar 26,75%, India sebesar 6,28%, Oman 4,09%, dan China 2,27%.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Ini Upaya Pertamina Jaga Harga dan Stok BBM Tetap Stabil

Meski begitu, Tutuka menyebut hasil minyak untuk BBM yang diimpor dari Singapura bukan sepenuhnya merpakan hasil minyak bumi yang berasal dari negara tersebut. 

“Singapura ini minyaknya berasal dari berbagai macam tempat,” ujarnya dalam agenda Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4).

Sementara itu, untuk impor LPG, Pertamina paling banyak impor dari Amerika Serikat sebesar 44,98%, United Arab Emirates 25,13%, dan Qatar 11,21%.

“Jadi kita melihat ada negara yang biasa terlibat konflik misalnya LPG dengan Amerika yang berhubungan dengan impor LPG nya,” jelasnya. 

Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan Indonesia Tidak Impor Migas dari Iran

Lebih lanjut, untuk impor minyak mentah, Indonesia paling banyak mengimpor dari Arab Saudi dan Nigeria.

“Namun kalau dari Saudi Arabia tentunya berpengaruh. Itu yang sekarang sedang disimulasikan oleh Pertamina, berbagai macam cara untuk mengantisipasi kondisi kalau terjadi eskalasi berlanjut,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×