Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Kurangi impor LPG, Pertamina-PTBA hitung harga produk DME dari gasifikasi batubara
Seperti diketahui, ada dua proyek gasifikasi yang dikembangkan oleh PTBA dan Pertamina. Yakni proyek yang berlokasi di Tanjung Enim dan Peranap.
Di Tanjung Enim, PTBA bersama Pertamina bermitra dengan PT Pupuk Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical untuk memproduksi urea, DME dan polypropylene.
Pabrik gasifikasi batubara ini direncanakan mulai beroperasi pada November 2022 dan diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun, dan 450.000 ton polipropilen per tahun. Sementara kebutuhan batubara sebagai bahan baku diperkirakan sekitar 5,2 juta ton per tahun.
Baca Juga: Pertamina kaji opsi relokasi proyek DME ke Tanjung Enim
Kedua, di Peranap, Riau. Di sini, PTBA dan Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc.
Produk yang dihasilkan adalah DME dan syntheticnatural gas (SNG). Pabrik gasifikasi di Pranap ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2022 dengan kapasitas pabrik sebesar 400 ribu ton DME per tahun, dan 50 mmscfd SNG.
Yang terbaru, Presiden Joko Widodo menyinggung soal gasifikasi batubara dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Istana Negara.
"Batubara bisa disubstitusi menjadi gas sehingga tidak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batubara kita yang melimpah," kata Jokowi, Senin (16/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News