kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog akan impor 230.000 ton beras dari Thailand


Kamis, 02 Desember 2010 / 14:09 WIB
Bulog akan impor 230.000 ton beras dari Thailand
ILUSTRASI. Gerai Di Warteg, warteg kekinian di Jakarta


Reporter: Rizki Caturini, Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Walaupun Indonesia menjadi negara penghasil beras terbesar ketiga di dunia, namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan stok beras dalam negerinya sendiri. Untuk itulah Indonesia merasa perlu mengimpor 230.000 metrik ton beras dari Thailand.

"Saat ini kami sedang bernegoisasi untuk bisa mengimpor 20.000 ton beras lagi dengan kuallitas yang sama," kata Sutarto Alimoeso, Presiden Direktur Bulog. Namun sayang, ia tidak merinci berapa harga beli beras dan pemasok dari Thailand yang sedang bernegoisasi dengan Indonesia.

Tahun ini, Indonesia telah mengimpor 830.000 ton beras dari Thailand dan Vietnam untuk mengamankan stok beras dalam negeri.

Produksi gabah Indonesia tahun ini naik 2,5% dari tahun lalu menjadi 65,98 juta ton. "Angka itu masih dibawah target pemerintah dengan pertumbuhan 3,5% atau 66,68 juta ton tahun ini," kata Rusman Heriawan, Kepala Badan Pusat Statistik.

Indonesia setidaknya membutuhkan 1 juta hingga 1,5 juta ton stok beras untuk bisa menjaga harga beras tidak terus melonjak. Stok beras juga dipersiapkan untuk keadaan darurat seperti bencana alam.

Terpisah, menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pernah bilang, untuk menjaga harga beras lokal, Bulog akan segera melakukan operasi pasar (OP) sebanyak 300.000 ton. "Setidaknya OP intensif dilakukan hingga musim panen di Februari-Maret tahun depan," katanya.

Setelah panen raya pada kuartal pertama, biasanya harga beras bisa lebih stabil setelah pasokan beras dari petani lokal melimpah. "Pemerintah membebaskan bea masuk impor beras untuk memenuhi stok 1,5 juta ton beras dalam tiga bulan mendatang ini," kata Mari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×