Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Centris Multipersada Pratama Tbk berhenti berbisnis taksi. Sejak Maret lalu, perusahaan berkode saham CMPP ini telah menjual anak perusahaan di jasa transportasi ini.
Donny Pranoto, Komisaris Utama PT Centris Multipersada Pratama Tbk, mengatakan, alasan perusahaan tak lagi berbisnis taksi karena setoran dari bisnis ini terus menurun. Ditambah lagi, armada taksi yang semakin tua membuat biaya perawatan semakin mahal. "Makanya, kami mulai alihkan bisnis ke penjualan batubara," kata Donny ke KONTAN, belum lama ini.
Adapun penjualan anak perusahaan yang dilakukan Maret lalu di antaranya adalah 96% saham di PT Centris Wahana Taksi, 99% saham di PT Adhi Cita Sarana, 97,5% saham dalam PT Botabek Central Taksi, 90% saham PT Varia Indoperkasa Pratama, dan 70% saham PT Bogor Adi Pradana.
Selain itu, 25 unit taksi di Semarang dan Yogyakarta juga ikut dilego. Sayang, Donny enggan menyebutkan, siapa pembeli saham dan armada taksinya. Yang pasti, dari penjualan taksi, Centris Multipersada meraup dana segar sebesar Rp 3,99 miliar.
Sementara, dari penjualan beberapa anak perusahaan, Centris Multipersada mampu mengantongi dana Rp 4,76 miliar. Sehingga, total dana yang bisa diraup dari seluruh penjualan itu sebesar Rp 8,75 miliar. Jumlah ini setara dengan 31,92% dari total ekuitas perusahaan.
Sebagai gantinya, mulai tahun ini, perusahaan tersebut akan fokus di bisnis batubara, sekaligus jasa pengangkutan tambang. Makanya, di bulan Maret lalu, Centris mengakuisisi 65% saham perusahaan perkapalan PT Rimau Shipping. Total nilai akuisisinya sekitar Rp 13,5 miliar.
Sumber dana akuisisi berasal dari penjualan anak-anak perusahaan di jasa transportasi taksi dan beberapa tunggakan piutang yang beberapa di antaranya sudah dibayar. "Dana itu cukup untuk modal akuisisi," tandas Donny.
Centris Multipersada memilih Rimau Shipping lantaran perusahaan tersebut bergerak di bidang pengangkutan hasil tambang. Selain itu, Rimau Shipping sudah memiliki armada sendiri. Dengan demikian, aksi korporasi ini diharapkan semakin memperkuat bisnis perusahaan di bidang batubara. Apalagi, sebelumnya, Centris Multipersada memiliki anak perusahaan, PT Multi Mekar Lestari yang bisnisnya adalah penjualan batubara.
Tumbuh 30%
Dari bisnis batubara dan perkapalan, semula Centris Multipersada berharap pendapatan tahun ini bisa tumbuh 30% dari tahun lalu. "Namun, itu target dengan catatan Rimau Shipping bisa diakuisisi Januari lalu," ujar Donny. Nyatanya, proses akuisisi itu baru berjalan Maret, sehingga proyeksi pertumbuhan tahun ini sedikit lebih rendah dari target semula. Namun, Donny tak bilang berapa besar target kenaikan jika akuisisi berjalan mundur.
"Ya harapannya bisa mendekati target itu," tandasnya. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 2013 lalu, Centris Multipersada membukukan pendapatan Rp 106,29 miliar. Dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun 2012, angka tersebut melesat hingga 250%.
Di tahun 2012, pendapatan perusahaan itu hanya Rp 30,3 miliar. Mengikuti pendapatan, laba perusahaan juga ikut melesat naik 750% menjadi Rp 542,40 juta pada tahun 2013. Tahun 2012, perusahaan hanya mampu mencetak laba bersih Rp 63,59 juta. Kenaikan ini, mayoritas disumbang oleh bisnis batubara.
Pendapatan dari batubara pada 2012 hanya Rp 24,12 miliar. Di 2013, pendapatan batubara meningkat menjadi Rp 104,66 miliar. Donny menjelaskan, di tahun 2012, perusahaan hanya tiga bulan berbisnis batubara. Makanya bila dibandingkan, pendapatan tahun lalu bisa terbang tinggi. "Di 2013 sudah mencapai 12 bulan," tuturnya. Dari pendapatan 2013, kontribusi taksi hanya 1,5% atau sekitar Rp 1,64 miliar. Jumlah ini melorot 72,255% ketimbang pendapatan taksi 2012 yang sebesar Rp 5,91 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News