kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita Musim Mas melawan arus bisnis perkebunan


Rabu, 28 September 2016 / 14:30 WIB
Cerita Musim Mas melawan arus bisnis perkebunan


Reporter: Fahriyadi, Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Ketiga, Musim Mas sukses selamat dari krisis ekonomi 2008 lalu karena mengembangkan sustainability policy atau kebijakan berkelanjutan untuk tiap produk kelapa sawit yang dihasilkan perusahaan.

Togar menyatakan, bisnis kelapa sawit yang notabene adalah minyak nabati termurah di dunia begitu digemari masyarakat dunia. Hal ini membuat keberadaan kelapa sawit kerap ditolak negara produsen minyak nabati lain dengan alasan merusak lingkungan. 

Musim Mas menyadari bahwa isu bisnis berkelanjutan akan menjadi topik hangat di kemudian hari. Itu sebabnya, sejak tahun 2004, Musim Mas mengikuti sertifikasi Roundtable Sustainability Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Prinsip keberlanjutan ini berhasil meyakinkan pangsa pasar kelapa sawit Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk menjadi pembeli tetap Musim Mas. 

Kunci sukses ini membuat Musim Mas Group mampu mempekerjakan sebanyak 37.000 karyawan di 13 negara di seluruh dunia mulai dari Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika.           

Strategi ekspansi

Tingginya persaingan bisnis di sektor kelapa sawit saat ini membuat Musim Mas Group terus merancang strategi bisnis ke depan agar tertinggal dari perusahaan lain. Togar Sitanggang, Senior Manager Corporate Affair Musim Mas Group menyebut bahwa perusahaan ini ingin menjadi mitra terkemuka dunia untuk produk minyak nabati dan turunannya. 

Strategi yang disiapkan adalah meningkatkan komitmen dan standar keberlanjutan yang tinggi untuk produk kelapa sawit, memperhatikan kualitas pelayanan dan produk yang dihasilkan, serta berupaya hadir disetiap negara terkemuka dunia.

Togar mengatakan kunci dari strategi yang diusung ini adalah menghasilkan produk minyak  kelapa sawit yang sehat dan ramah lingkungan. Langkah ini sudah dilakukan selama ini dan akan terus ditingkatkan.

Namun, upaya ini diakui Togar tidak mudah. Pasalnya, tahun 2016 ini, produksi kelapa sawit perusahaan tergerus. Diprediksikan produksi minyak kelapa sawit mentah bakal turun sekitar 10% dari tahun lalu. Penurunan produksi CPO di Tanah Air ini menjadi tantangan bagi Musim Mas yang menginginkan kenaikan produksi minyak goreng tahun ini. 

Sebelumnya, Direktur Musim Mas Suhardi Lie mengatakan bahwa perusahaan menargetkan dapat memproduksi sekitar 5 juta ton minyak goreng selama 2016. "Produk minyak goreng Musim Mas lebih banyak ditujukan untuk ekspor, sebab permintaan dalam negeri sangat kecil," ujarnya beberapa waktu lalu.

Dan, India merupakan salah satu pangsa pasar terbesar minyak goreng Musim Mas, disusul China, Uni Eropa, Amerika Serikat, Pakistan dan Banglades. Belakangan ini, Musim Mas mulai menjajaki pasar di Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin dan Afrika. 

Selain minyak goreng, produk lain yang akan terus dikembangkan adalah biofuel atau biodiesel. Kehadiran program pencampuran 20% biodiesel dalam bahan bakar solar subsidi atau B20 akan dimaksimalkan perusahaan. Musim Mas saat ini menjadi salah satu penyedia produk biodiesel kepada Pertamina dan AKR Corporindo sejak tahun lalu. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×