kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Cerita Wamen BUMN soal pendapatan Telkom yang dinilai stagnan


Selasa, 11 Februari 2020 / 20:40 WIB
Cerita Wamen BUMN soal pendapatan Telkom yang dinilai stagnan
ILUSTRASI. Logo PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyebut perkembangan zaman mendorong terjadinya disrupsi model bisnis. REUTERS/Beawiharta/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS FOR ALL IMAGES?


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menceritakan pengeluaran bulanannya lebih banyak untuk membayar layanan aplikasi berbayar Spotify hingga iCloud, daripada layanan Telkom. Ia menyebutkan, perkembangan zaman mendorong terjadinya disrupsi model bisnis. 

Oleh karenanya, ia menekankan pentingnya transformasi perusahaan untuk mengantisipasi kerugian yang disebabkan oleh disrupsi. 

Baca Juga: Menguntungkan Telekomunikasi Indonesia (TLKM), bisnis data jadi prioritas tahun ini

"Yang selalu saya tanyakan (ke perusahaan negara), apakah mereka sudah siap menghadapi perubahan, atau bahasa saya infleksi peradaban yang mengubah industri mereka," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/2). 

Mantan Direktur Utama PT Inalum itu bahkan menyinggung pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia yang tumbuh cenderung stagnan. Sementara itu, pada saat yang bersamaan anggaran belanja modal perusahaan atau capex terus tumbuh. 

"Telkom Indonesia, perusahaan besar profit di atas Rp 20 triliun, tapi revenue-nya flattening, EBITDA margin decreasing (menurun), capex-nya untuk 3G, 4G, 5G, 6G increasing (melonjak)," ujarnya. 

Pria yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri itu bahkan mengakui bahwa ia mengeluarkan uang yang lebih besar untuk aplikasi yang membutuhkan jaringan Telkom ketimbang untuk Telkom sendiri. 

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) mengalokasikan capex Rp 2 triliun tahun ini

Berdasarkan pengakuannya, ia mengeluarkan uang sebesar Rp 1,5 juta setiap bulannya untuk menggunakan layanan Telkom. Sementara itu, pria yang akrab disapa BGS itu itu bisa merogoh kocek hingga Rp 3 juta per bulan untuk menikmati aplikasi-aplikasi berbayar seperti Spotify. 

"Saya bayar ke perusahaan-perusahaan yang berdiri di atas infrastruktur mereka (Telkom), itu mungkin Rp 2 juta-Rp 3 juta per bulan. Saya pelanggan Spotify yang sangat baik, saya pakai Google Drive, saya punya iCloud, kadang kadang kalau stres main Candy Crush," tuturnya. 

Dengan demikian, BGS meminta kepada seluruh perusahaan pelat merah untuk bertansformasi sehingga tidak merugi ketika menghadapi perkembangan zaman. 

Baca Juga: Erick Thohir rombak lagi direksi BUMN, ini yang diharapkan dari direksi baru Bahana

"Kita sebagai BUMN harus terus amati, kalau terjadi titik perubahan peradaban manusia mulai teramati, sebagai businessman kita harus antisipasi," ucapnya. (Rully R. Ramli)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Wamen BUMN Soal Layanan Telkom"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×