kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

ConocoPhillips resmi ajukan proposal untuk mengelola Blok Corridor


Minggu, 30 September 2018 / 19:03 WIB
ConocoPhillips resmi ajukan proposal untuk mengelola Blok Corridor
ILUSTRASI. CONOCO PHILLIPS


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa kontrak ConocoPhillips Indonesia (COPI) di Blok Corridor akan berakhir pada 2023. Namun ConocoPhillips tampaknya masih berhasrat untuk mengelola Blok Corridor setelah tahun 2023.

Sr. Vice President Commercial, Business Development and Relations ConocoPhillips Indonesia, Taufik Ahmad mengaku ConocoPhillips Indonesia memang telah memasukkan proposal untuk mengelola lagi Blok Corridor pasca kontrak berakhir tahun 2023. Proposal diajukan kepada pemerintah pada 27 September 2018 lalu.

"Kami bisa mengkonfirmasi bahwa COPI sudah mengajukan perpanjangan utk Corridor Block,"ungkap Taufik ke Kontan.co.id, Jumat (28/9).

Namun sayangnya, Taufik belum bisa mengungkapkan detail proposal yang diajukan kepada pemerintah baik segi teknis maupun komersial. "Untuk sementara jawaban kami seperti itu dulu ya,"imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto yang menyebut ConocoPhillips telah secara resmi memasukan proposal untuk kembali mengelola Blok Corridor.

Djoko menyebut, dalam proposalnya, COPI akan menggandeng Repsol yang saat ini juga menjadi patner di Blok Corridor. "Kemarin kami terima proposalnya, kemarin Conocophillips kirim proposalnya,"aku Djoko.

Menurut Djoko, proposal yang dimasukkan ConocoPhillips telah lengkap baik proposal yang membahas teknis pengelolaan blok tersebut maupun proposal komersial. Sementara proposal yang diajukan Pertamina sebelumnya baru soal teknis. "Iya lengkap. Teknis Pertamina, ini komersial juga,"katanya.

Biarpun begitu, Djoko mengaku pemerintah akan mulai membahas penawaran kedua perusahaan tersebut. Pemerintah sendiri menargetkan bisa segera memutuskan nasib Blok Corridor pasca 2023.

Blok Corridor yang berlokasi di Sumatera Selatan saat ini dioperatori oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54%, Repsol memegang hak partisipasi sebesar 36%, dan sisanya sebesar 10% dikuasai Pertamina. Kontrak Blok Corridor pertama kali diteken pada 1983 lalu dan akan berakhir pada 2023.

SKK Migas mencatat produksi gas dari Blok Corridor pada semester I-2018 mencapai 841 mmmscfd. Hingga akhir tahun 2018, produksi gas Blok Corridor diproyeksi mencapai 798 mmcfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×