kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Cuaca bagus, panen tembakau harum


Selasa, 13 Desember 2011 / 10:02 WIB
Cuaca bagus, panen tembakau harum
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/9/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga tembakau yang terus yang membaik diharapkan akan mendongkrak produksi tembakau tahun depan. Petani akan lebih banyak membudidayakan tembakau.

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menargetkan, produksi tembakau tahun ini akan mencapai 180.000 ton. Dibandingkan tahun lalu, produksi tembakau tahun ini naik dua kali lipat. "Cuaca yang mendukung dengan curah hujan yang lebih sedikit membuat tanaman tembakau baik pertumbuhannya," tutur Budidoyo, Sekjen APTI kepada KONTAN, Senin (12/12).

Selain produksi yang melejit, harga tembakau rajang alias tembakau yang dikeringkan di bawah sinar matahari juga lebih baik. Jika tahun lalu, harga rata-rata harga tembakau hanya Rp 50.000 per kilogram (kg), harga rata-rata tembakau hingga akhir tahun meningkat 100% menjadi Rp 100.000 per kg.

Budidoyo memperkirakan, cuaca dan harga yang baik tahun depan akan kembali meningkatkan hasrat petani menanam tembakau. Dia meramalkan, produksi tembakau 2012 akan menyentuh 200.000 ton, atau tumbuh 11,11% dari tahun ini. Cuaca yang baik akan mendukung prediksi ini tahun depan.

Menurut Budidoyo, selama ini, sebagian besar dari produksi tembakau nasional masih diserap oleh pabrik rokok besar dengan produksi di atas 2 miliar batang. Sementara produksi yang diekspor hanya kecil. "Biasanya yang diekspor adalah tembakau naus atau yang sering digunakan sebagai bahan baku cerutu," tuturnya.

Nah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor tembakau untuk periode Januari-Oktober hanya 85.164 ton.

Beralih komoditas

Sembari menunggu musim tanam tembakau selanjutnya, para petani kini beralih ke komoditas lain. Maklum, semenjak Oktober lalu, masa panen tembakau di sebagian besar wilayah sudah berakhir. Walhasil, ketimbang menganggur, petani memilih menanam tanaman lain seperti jagung, kopi, serta sayur.

Menurut perhitungan Budidoyo, masa tanam tembakau selanjutnya akan jatuh pada bulan Februari-Maret 2012. Adapun masa puncak penanaman tembakau akan berlangsung bulan April.

Meski produksi meningkat, Budidoyo menilai tingkat produktivitas tanaman tembakau lokal masih kalah jauh dengan tanaman tembakau China. Sekadar gambaran, 1 ha lahan tembakau di Tanah Air hanya bisa menghasilkan sekitar 1 ton tembakau. Bandingkan dengan 1 ha lahan di China yang bisa menghasilkan sekitar 3 ton tembakau.

Karena itu, Budidoyo berharap pemerintah mau melakukan program peningkatan produktivitas tembakau, baik dari sisi bibit hingga penggunaan pupuk. "Kami ingin dengan lahan terbatas, namun produktivitas tinggi," harap Budidoyo.

Penggantian penanaman pun terjadi di Klaten. Kadarwati, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Klaten mengatakan, sejak Oktober silam, petani tembakau tengah beralih menanam padi. "Setelah ditanami tembakau, tanah menjadi lebih subur," ujarnya.

Kadarwati mengakui, dari sekitar 5.000 hektare (ha) lahan tembakau di Klaten, yang ditanami tembakau tahun ini hanya setengahnya. Berkurangnya luas lahan tembakau ini dikarenakan para petani kekurangan modal. Untuk menanam 1 ha lahan tembakau, petani membutuhkan modal sekitar Rp 25 juta.

Namun Kadarwati optimistis, tahun depan, luas lahan tembakau akan naik dua kali lipat karena harga yang lebih baik. Ia mencontohkan, jika tahun lalu harga tembakau asapan di Klaten hanya Rp 21.000 per kg-Rp 22.000 per kg, tahun ini meningkat 9%-14,28% menjadi Rp 24.000 per kg. Tembakau asapan ialah tembakau yang dikeringkan dengan metode pengasapan.

Begitu pula halnya dengan tembakau rajangan yang tahun lalu hanya Rp 150.000 per kg-Rp 160.000 per kg, namun tahun ini harga tersebut telah melesat 25%-33,3% menjadi Rp 200.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×