kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Dampak Tarif AS, Industri Elektronik RI Dibayangi Serbuan Produk China


Senin, 07 April 2025 / 14:38 WIB
Dampak Tarif AS, Industri Elektronik RI Dibayangi Serbuan Produk China
ILUSTRASI. Kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat terhadap produk asal China berpotensi mendorong lonjakan impor barang elektronik China ke Indonesia.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) menilai kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat terhadap produk asal China berpotensi mendorong lonjakan impor barang elektronik dari Negeri Tirai Bambu tersebut ke Indonesia. 

Kebijakan tersebut memaksa produsen China mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia yang dianggap cukup besar dan potensial.

"Logikanya, pasar Amerika itu pasar terbesar China. Saat market tersebut dikenakan tarif, maka mereka mau tidak mau harus membuang kapasitas. Indonesia jadi salah satu incaran karena pasarnya besar," ujar Wakil Ketua Umum Gabel Dharma Surjaputra kepada Kontan, Senin (7/4).

Baca Juga: Negosiasi Tarif dengan Trump, Pemerintah Bakal Naikkan Impor Gandum dan Migas dari AS

Dharma menyebut jenis produk elektronik yang berpotensi membanjiri pasar lokal sangat beragam, mulai dari peralatan rumah tangga (home appliances) hingga produk elektronik konsumen seperti televisi. 

Produk dengan nilai tinggi namun volume kecil dinilai sebagai kategori paling rawan bersaing dengan barang impor.

Ia mengingatkan bahwa kondisi industri saat ini sudah cukup tertekan akibat maraknya barang asal China yang masuk, baik secara legal maupun ilegal. Jika arus impor ini terus meningkat, risiko penurunan kapasitas produksi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor elektronik dalam negeri akan sulit dihindari.

"Sekarang saja barang asal China sudah lumayan banjir. Kalau tidak dikendalikan, dampaknya akan makin parah, termasuk ancaman PHK," katanya.

Baca Juga: Impor China hingga Vietnam ke Indonesia Diprediksi Naik Tajam Imbas Tarif Trump

Menurut Dharma, pemerintah perlu menjaga iklim usaha yang kondusif agar industri tetap bertahan. 

"Biaya-biaya tambahan dari ormas harus diberantas, perizinan dipermudah," tegasnya.

Menanggapi usulan kebijakan safeguard atau bea masuk tambahan, Dharma mengaku pesimistis jika peredaran barang selundupan dari China tidak bisa ditertibkan. 

"Safeguard percuma kalau barang selundupan masih banyak beredar di mana-mana," pungkasnya.

Selanjutnya: Panduan Cara Aktivasi eSIM Indosat hingga Migrasi Kartu SIM Lama di Gerai

Menarik Dibaca: Manfaat Biji Labu untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×