kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.520   70,00   0,45%
  • IDX 7.649   21,99   0,29%
  • KOMPAS100 1.191   3,68   0,31%
  • LQ45 949   0,60   0,06%
  • ISSI 231   1,38   0,60%
  • IDX30 486   0,61   0,12%
  • IDXHIDIV20 584   0,36   0,06%
  • IDX80 136   0,39   0,29%
  • IDXV30 142   0,69   0,49%
  • IDXQ30 162   0,37   0,23%

Dampingi Petani Tuban, Pertamina EP Catat Kenaikan Produksi Gabah


Rabu, 16 Oktober 2024 / 19:49 WIB
Dampingi Petani Tuban, Pertamina EP Catat Kenaikan Produksi Gabah
ILUSTRASI. Aktivitas petani program Prabu Kresna dari Pertamina di Desa Rahayu, Tuban, Jawa Timur.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - TUBAN. PT Pertamina EP Sukowati Field, bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional Indonesia Timur melaksanakan program pengembangan masyarakat (PPM) melalui sistem pertanian organik di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Perusahaan pelat merah ini sudah berhasil memproduksi 8 ton - 9 ton gabah padi.

Manager Field, Sukowati Arif Rahman Hakim sistem pertanian organik ini dibawa melalui program Prabu Kresna untuk mengatasi kegagalan panen berulang dan penurunan produktivitas pertanian. Prabu Kresna sendiri adalah akronim dari Petani Rahayu Bersatu Kreatif Sehat dan Sejahtera .

"Ini merupakan tahun ketiga masa pendampingan Pertamina kepada para petani. Sebelumnya, produksi gabah dari 1 hektar sekitar 4 ton, kini bisa mencapai 8 ton hingg 9 ton dalam satu hektar," paparnya saat kujungan ke Tuban, Jawa Timur, Rabu (16/10).

Pertamina EP Sukowati Field, bagian dari Zona 11, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina meningkatkan kapasitas petani Desa Rahayu dengan menerapkan Sistem Pertanian Organik metode System of Rice Intensification (SRI). Itu merupakan penerapan pertama kali yang dilakukan di kabupaten tersebut. 

Melalui upaya tanam organik ini, kualitas padi yang ditanam juga berbeda. Sebab, memasuki usia 20 hari pembibitan, tanamanya  masih hijau. 

Baca Juga: Pertamina Galakkan Pertanian Organik Tanpa Bahan Kimia di Tuban

"Inovasi tersebut bahkan berhasil mendongkrak pendapatan petani gurem menjadi Rp10,2 juta per musim dan penghematan produksi pertanian Rp2,8 juta/Ha/musim," tambahnya. 

Manager Field Sukowati, Arif Rahman Hakim mengatakan bahwa program Prabu Kresna berhasil menjawab masalah-masalah isu nasional saat ini seperti permasalahan krisis pupuk serta permasalahan ancaman ketahanan pangan. 

Ia menambahkan, melalui pengelolaan pertanian organik dengan metode System of Rice Intensification, program ini tidak hanya berdampak secara ekonomi pada penghematan biaya produksi dan peningkatan hasil panen dan pendapatan petani, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan juga perbaikan kelestarian lingkungan. Khususnya pada aspek perbaikan tanah lahan pertanian serta perbaikan rantai ekosistem sawah. 

“Terlebih pada tahun ini, Program Prabu Kresna juga mulai mengembangkan aspek teknologi dengan adanya alat penyiang padi Cakra Baskara yang sangat membantu petani dalam menggarap pertanian organik SRI dengan efisiensi sebesar 70,96% dan menjawab permasalahan isu ketenagakerjaan tani yang sulit, serta secara bertahap Program Prabu Kresna juga mengembangkan jangkauan menyasar pertanian organik hortikultura yang sekaligus membawa misi menumbuhkan generasi muda di sektor pertanian,” papar Arif.

Penerapan pertanian organik yang menghilangkan intervensi herbisida kimia pada proses pertanian, menyebabkan gulma pada lahan pertanian cenderung lebih banyak dan membuat kebutuhan tenaga serta waktu penyiangan padi semakin tinggi mencapai 62 OH (Orang Hari)/Ha/musim. 

Sebagai solusi atas masalah tersebut, PEP Sukowati bersama masyarakat mengembangkan inovasi Cakra Baskara (Cara Kreatif Basmi Akar dan Rumput Tak Berguna). Merupakan inovasi teknologi alat penyiang padi dengan modifikasi mata pisau pembersih rumput dan pemotong akar padi yang secara khusus didesain sesuai dengan ukuran jarak tanam pada pertanian organik SRI.

Baca Juga: Lebah Kelulut Bikin Petani Sejahtera, Pertamina Sangatta Bikin Prolekta

Fitri Erika Sr Manager Relations Regional 4 menambahkan bahwa dalam mewujudkan ketahanan energi melalui keberlanjutan produksi minyak dan gas bumi, Regional Indonesia Timur juga berupaya untuk selalu memberikan manfaat jangka panjang kepada pemangku kepentingan, utamanya masyarakat lokal. 

“Kami ingin masyarakat di wilayah operasi menjadi mandiri, dapat mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi dengan memaksimalkan potensi lokal yang tersedia. Melalui program Prabu Kresna ini, seluruh fungsi di perusahaan turut terlibat untuk menularkan core competency, sehingga terjadi transfer knowledge yang akan berguna meningkatkan kesejahteraan petani mewujudkan ketahanan pangan,” ucapnya. 

Tahun ini, Pertamina telah melalui musim tanam kelima dan berharap program akan berjalan hingga 5 tahun. Pada tahun kelima nanti, Perusahaan berharap para petani telah mandiri dan dapat melanjutkan proses penanaman hingga panen kembali. 

Selanjutnya: Industri Teh Tertekan, Produsen Teh Botol Sosro Lakukan Aksi Merger

Menarik Dibaca: 6 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Berbarengan dengan Pepaya, Ada Efek Buruknya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×