kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danone Specialized Nutrition Indonesia luncurkan laporan berkelanjutan 2017-2018


Rabu, 12 Februari 2020 / 22:15 WIB
Danone Specialized Nutrition Indonesia luncurkan laporan berkelanjutan 2017-2018
ILUSTRASI. Presiden Direktur Danone SN Indonesia, Connie Ang meluncurkan Laporan Berkelanjutan Danone Indonesia periode 2017-2018 di Pabrik Danone SN Indonesia, Citeureup, Bogor, Rabu (12/02/2020) .


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Produsen susu bubuk bernutrisi, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia meluncurkan Laporan Berkelanjutan periode 2017-2018 pada Rabu (12/02). Peluncuran laporan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan kunjungan pemangku kepentingan ke Pabrik Danone SN Indonesia yang berlokasi di Citeureup, Bogor.

“Kami ingin melaporkan secara transparan apa saja inisiatif yang kami lakukan untuk menjaga keberlangsungan berbagai aspek keberlanjutan di setiap proses bisnis kami,” Kata Presiden Direktur Danone SN Indonesia, Connie Ang dalam acara peluncuran laporan keberlanjutan Danone SN Indonesia periode 2017-2018 pada Rabu (12/02).

Baca Juga: JETRO: Perusahaan Jepang mengeluh soal upah dan produktivitas pekerja Indonesia

Secara sederhana, laporan keberlanjutan dapat dipahami sebagai laporan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka mengungkapkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Menurut Danone SN Indonesia, keberlanjutan usaha dapat dimanifestasikan melalui prinsip One Planet One Health. Mengacu kepada prinsip ini, keberlanjutan usaha dilakukan dengan cara memastikan kesehatan manusia dan bumi secara paralel. Dalam hal ini, kesehatan manusia yang dimaksud mencakup kesehatan dan keselamatan karyawan serta kesehatan komunitas dan masyarakat luas.

Manufacturing Director Danone SN Indonesia, Delta Deritawan mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi kedua tujuan tersebut. Pemenuhan kesehatan manusia dilakukan mulai dari lingkup karyawan terlebih dahulu.

Upaya yang dilakukan antara lain seperti dengan memberikan cuti melahirkan 6 bulan kepada karyawan wanita dan 10 hari kerja kepada karyawan laki-laki yang istrinya melahirkan. Tidak hanya itu, perusahaan juga menyediakan ruang laktasi di kantor pusat dan pabrik. Semua hal ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pemberian ASI eksklusif.

Baca Juga: Apindo: Mengalihkan ekspor dari China ke negara lain itu tidak mudah

Selanjutnya, pemenuhan kesehatan komunitas dilakukan dengan cara menggelar program edukasi bernama Isi Piringku kepada lebih dari 7.000 orang tua dan 700 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pada saat yang bersamaan, pemenuhan aspek ‘kesehatan manusia’ juga dilakukan dengan memberikan produk-produk yang diyakini memiliki nutrisi cukup dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang didasarkan riset ilmiah perusahaan.

Sementara itu, pemenuhan aspek “kesehatan bumi” dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi sebesar 3%-5% setiap tahunnya melalui inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan seperti misalnya dengan memanfaatkan energi potensial dari gaya gravitasi dalam kegiatan produksi perusahaan.

Baca Juga: APM prediksi pasar kendaraan niaga naik tipis tahun ini

Meski demikian, fokus pemenuhan prinsip berkelanjutan tidak serta merta membuat perusahaan menjadi abai dengan kinerja bisnisnya. Pasalnya, produsen pangan yang dikenal melalui produk-produk seperti SGM Eksplor, Bebelac, dan Nutrilon ini tetap memacu kinerjanya dengan merenovasi fasilitas produksi yang dimiliki.

“Renovasi fasilitas produksi terus berjalan, (renovasi) pabrik Citeureup masing on going,” kata Communication Director Danone SN Indonesia, Arif Mujahidin kepada Kontan.co.id (12/02).

Lebih lanjut, Arif berujar bahwa pihaknya optimis mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis tahun ini. Optimisme ini didasarkan pada realisasi penjualan perusahaan di tahun sebelumnya yang sesuai dengan target.

Di samping itu, optimisme ini juga tidak terlepas dari sejumlah katalis positif berupa pertumbuhan populasi dan pertumbuhan ekonomi yang baik serta kesadaran akan pentingnya asupan gizi cukup yang terus meningkat.

Baca Juga: Kemenperin: Impor TPT China melambat, bisa jadi peluang tekstil dalam negeri bangkit

“Kesadaran akan kebutuhan gizi yang cukup di kalangan keluarga Indonesia akan terus memberi peluang bagi industri tempat kami bergelut,” kata Arif kepada Kontan.co.id (12/02).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×