kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data pribadi bocor, sebagian karena keinginan masyarakat sendiri, kok bisa?


Jumat, 05 Juni 2020 / 07:10 WIB
Data pribadi bocor, sebagian karena keinginan masyarakat sendiri, kok bisa?


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar kebocoran data masyarakat Indonesia acapkali terdengar. Dan seolah menjadi "new normal". Padahal pemerintah bilang, data adalah ibarat minyak. Tapi kenyataannya, sebagian data masyarakat tersebat. 

Di sisi lain, tersebarnya data masyarakat sejatinya bukan melulu faktor serangan hacker atau siber. Bisa jadi, penyebabnya adalah masyarakat sendiri. Hasil survei perusahaan keamanan siber global Kaspersky, mengungkapkan, 40% konsumen dari Asia Pasifik menghadapi insiden kebocoran informasi pribadi yang diakses oleh orang lain tanpa persetujuan.

Kaspersky Global Privacy Report 2020 adalah studi mengenai sikap konsumen terhadap privasi online. Survei ini lembaga penelitian independen Toluna antara Januari dan Februari 2020. Sebanyak 15.002 konsumen disurvei di 23 negara. Sebanyak 3.012 dari Asia Pasifik.

Nah hasil penelitian menemukan menemukan, seperlima pengguna sukarela membagikan privasi mereka.Kok bisa?

Rupanya hal tersebut demi mendapatkan produk atau layanan secara gratis. Lalu sebanyak 24% responden lalai menjaga privasi dengan membagikan detail akun media sosial untuk kuis hiburan. Seperti apakah jenis bunga atau selebriti yang mirip dengan mereka.

Selain itu, 20% konsumen mengakui, membutuhkan bantuan untuk mempelajari cara melindungi privasi secara online. “Data kami menunjukkan perilaku online yang cukup kompleks. Ini sebenarnya kemajuan yang disambut baik. Sebagian besar konsumen cukup memahami privasi online. Tapi kebiasaan virtual dan pengetahuan keamanan mereka masih membutuhkan perubahan,” beber Managing Director Asia Pasifik Kaspersky, Stephan Neumeier, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, awal pekan ini. 

Dengan situasi kerja jarak jauh, privasi digital harus menjadi perhatian pengguna pribadi dan perusahaan. Jaringan perusahaan kini telah mencapai area kenyamanan rumah. Pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan pelaku kejahatan siber melancarkan ancaman. “Sudah saatnya Anda meningkatkan keamanan  dunia maya,” ujar Neumeier.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×